Peran UAV Dalam Persiapan Penyelenggaran Event Olahraga

Oleh: Arszandi Pratama, S.T., M.Sc., Akhmad Abrar A.H. S.T., Dandy Muhamad Fadilah, S.T., dan Warid Zul Ilmi, S.P.W.K.

Peran UAV Dalam Persiapan Penyelenggaran Event Olahraga

Indonesia mempunyai kesempatan emas untuk menunjukkan kualitas sepak bola dan keindahan kota karena terpilih menjadi tuan rumah pada Piala Dunia U-20 2023. Indonesia, yang terpilih sebagai tuan rumah laga bergengsi dunia tersebut, tengah mempersiapkan diri menggelar pertandingan sepak bola yang akan diikuti puluhan negara di bawah Federation Internationale de Football Association (FIFA).

Piala Dunia U-20 FIFA 2023 adalah edisi ke-23 turnamen Piala Dunia U-20 FIFA. Turnamen ini akan diselenggarakan di Indonesia pada tanggal 20 Mei hingga 11 Juni 2023. Untuk kali pertama Indonesia menjadi tuan rumah dan juga merupakan Piala Dunia U-20 kedua yang diselenggarakan di Asia Tenggara setelah di Malaysia tahun 1997, serta menjadi yang pertama sejak terakhir kali negara Asia Tenggara yaitu Thailand menjadi tuan rumah Piala Dunia Futsal FIFA 2012.

Pemerintah Indonesia kemudian melakukan persiapan-persiapan terutama mempersiapkan tempat pertandingan untuk memastikan kelayakan stadion-stadion yang akan diberlangsungkan laga pertandingan kelas dunia tersebut. Beberapa stadion di Indonesia yang telah disiapkan antara lain Stadion Jakabaring di Palembang, Stadion Utama Gelora Bung Karno di Jakarta, Stadion Si Jalak Harupat di Bandung, Stadion Gelora Bung Tomo di Surabaya, Stadion Kapten I Wayan Dipta di Gianyar Bali, dan Stadion Manahan di Solo, Jawa Tengah yang sudah mengalami renovasi dan memenuhi standar FIFA untuk menggelar pertandingan internasional.

Berbagai Persyaratan Menjadi Tuan Rumah Pertandingan Piala Dunia

Beberapa hal prasyarat harus dapat dipersiapkan oleh Indonesia untuk menjadi tuan rumah piala dunia, beberapa komponen teknis penilaian yang disyaratkan oleh FIFA, adalah:

1.  Infrastruktur:

  • Stadion
  • Fasilitas tim dan wasit
  • Akomodasi
  • Transportasi dan mobilitas, termasuk bandara
  • Teknologi informasi serta usulan lokasi untuk dijadikan International Broadcasting Centre (IBC)
  • Usulan lokasi untuk menyelenggarakan FIFA Fan Fest dll

2.  Komersial:

  • Perhitungan biaya penyelenggaraan turnamen
  • Perhitungan pendapatan dari penjualan paket serta paket hospitality
  • Perhitungan pendapatan dari penjualan hak media dan pemasaran dll

Adapun dalam memenuhi berbagai persiapan dan syarat yang harus dilakukan untuk menyelenggarakan event tersebut tidak lepas dari penggunaan teknologi tepat guna seperti UAV (Unmanned Aerial Vehicle) yaitu pesawat tanpa awak. Beberapa peran UAV dalam penyelenggaraan event tersebut sebagai berikut :

Peran UAV Dalam Penyelenggaraan Event Olahraga

  1. Persiapan 

Untuk dapat memenuhi syarat menjadi tuan rumah event olahraga, dibutuhkan gambaran kondisi eksisting dari seluruh infrastruktur yang akan digunakan. Teknologi Drone dapat melakukan pemetaan foto udara yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi eksisting infrastruktur stadion terkini, sebagai salah satu media yang mudah untuk diamati secara langsung, sebagai dasar dari evaluasi infrastruktur dan perencanaan kedepan untuk melengkapi berbagai kebutuhan seperti sirkulasi keluar masuk orang, penempatan fasilitas umum dsb. Hal tersebut juga sangat penting dilakukan untuk mengetahui kondisi infrastruktur apakah masih sangat layak digunakan atau terdapat beberapa hal yang harus segera diperbaiki. Manfaat drone lainnya adalah dapat menjadi dasar dari pembuatan denah acara yang memetakan mulai dari stadion utama, pilihan transportasi yang bisa diakses, tempat penginapan dari bandara atau stasiun terdekat. Selain itu, untuk peta rekomendasi tempat yang menarik yang bisa dikunjungi sebelum atau setelah menyaksikan pertandingan piala dunia nantinya.

  1. Pengamanan (Security)

Pada saat penyelenggaraan G-20, TNI menggunakan drone atau pesawat nirawak untuk melakukan pengamanan dan pemantauan rute, dalam pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 15-16 November di Bali. Melalui pengalaman tersebut, Drone akan sangat membantu untuk menjaga keamanan acara piala dunia U20 nanti. Penggunaan drone dapat merekam secara aktual keadaan di stadion/ rute-rute prioritas menuju stadion dan titik-titik keramaian yang berpotensi menimbulkan masalah. Hal ini dilakukan untuk dapat mengawasi dengan baik dan menjaga kestabilan saat acara berlangsung. Pengaplikasian drone dalam sektor keamanan ini bisa jauh lebih efektif karena tidak memerlukan pergerakan manusia, cukup berkeliling dengan drone. Drone juga dapat menghasilkan foto dan video kejadian apabila dibutuhkan sebagai laporan atau bukti jika terjadi keributan atau kegaduhan untuk bisa segera ditindak lanjuti. 

Stadion dapat terbakar karena suhu panas yang ekstrem menyebabkan beberapa bahan yang digunakan dalam konstruksi stadion menjadi lebih rentan terhadap kebakaran. Selain itu, jika terdapat sumber api seperti rokok atau kembang api di sekitar stadion, suhu panas juga dapat memperburuk situasi dan memicu terjadinya kebakaran. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengambil tindakan pencegahan dan memperhatikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kebakaran di lingkungan stadion. Drone dengan sensor termal dapat secara efektif mendeteksi terjadinya anomali suhu di stadion.

  1. Dokumentasi

Tidak hanya pemetaan pada saat perencanaan dan pengawasan secara aktual di lapangan untuk pengamanan, drone juga dapat dimanfaatkan menjadi alat bantu untuk dokumentasi. Beberapa konser yang telah dilakukan sudah sangat familiar untuk menggunakan drone sebagai alat yang digunakan dalam mendokumentasikan acara-acara penting. Salah satu fitur Drone adalah dapat meng-capture gambar dari sudut yang sangat sulit sekalipun. Sehingga, drone dapat mendokumentasikan beberapa momen yang tidak bisa ditangkap oleh kamera pada umumnya, baik dalam bentuk foto maupun video.

Dengan demikian, pemanfaatan drone saat ini tidak hanya terbatas pada industri berat saja seperti pemetaan proyek pembangunan, jasa penyemprotan tanaman industri, dan lain sebagainya. Saat ini drone sudah mampu dimanfaatkan untuk penyelenggaran event-event yang bersifat entertainment. Salah satunya adalah event olahraga yaitu Piala Dunia U20 yang akan diselenggarakan di Indonesia. Kita semua berharap agar penyelenggaraan ajang Piala Dunia U20 nanti akan berjalan lancar. 

Referensi:

  • Krisna Wicaksono. 2022. Drone Ikut Amankan Jalannya KTT G20 Bali https://www.viva.co.id/digital/digilife/1534780-drone-ikut-amankan-jalannya-ktt-g20-bali. Diakses pada 24 Maret 2023.
  • Rully Fauzi. 2023. Jadi Salah Satu Kota Tuan Rumah, Solo Garansi Keamanan Piala Dunia U-20 2023. https://www.suara.com/bola/2023/03/20/133711/jadi-salah-satu-kota-tuan-rumah-solo-garansi-keamanan-piala-dunia-u-20-2023. Diakses pada 24 Maret 2023.
  • Harsya, Agung. 2017. Daftar Syarat Calon Tuan Rumah Piala Dunia 2026. https://www.goal.com/id/berita/daftar-syarat-calon-tuan-rumah-piala-dunia-2026/3wn5oyzrysmr1ex25odbdt4rr. Diakses pada 24 Maret 2023.

Teknologi Drone Dalam Mekanisasi Pertanian

Oleh: Arszandi Pratama, S.T., M.Sc., Akhmad Abrar A.H. S.T., Dandy Muhamad Fadilah, S.T.

Mekanisasi pertanian merupakan salah satu komponen penting dalam memanfaatkan alat dan mesin pertanian (alsintan) sebagai instrumen untuk meningkatkan efisiensi usaha tani dan daya saing produk pangan dan pertanian di Indonesia. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, mekanisasi identik dengan penggunaan traktor. Hal ini dikarenakan pada tahun 1946 saat pengenalan teknologi pertanian, traktor merupakan salah satu alat yang diperkenalkan. Namun, semakin berkembangnya zaman, terdapat banyak sekali teknologi yang membantu petani menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dan aman.

Penggunaan alat dan mesin pertanian terbaru untuk mendukung proses operasional usaha tani, mulai dari pembukaan lahan, penyiapan tanam, tanam, pemeliharaan tanaman, panen sampai dengan pasca panen dikenal dengan sebutan mekanisasi pertanian (Rijk, 2010). Penerapan mekanisasi pertanian mampu meningkatkan efisiensi waktu, efisiensi biaya, efektivitas kerja, dan menurunkan kehilangan hasil selama proses/kegiatan.

Mekanisasi pertanian merupakan langkah untuk mengatasi permasalahan yang kerap timbul dari penggunaan metode konvensional yang seluruh prosesnya masih mengandalkan tenaga manusia. Traktor sebagai salah satu bentuk implementasi inovasi teknologi di bidang pertanian jelas memberikan dampak yang signifikan bagi para petani. Bayangkan, satu traktor dapat melakukan pekerjaan pengolahan lahan, penanaman, perawatan hingga panen. Bandingkan berapa banyak tenaga manusia yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Mekanisasi pertanian merupakan pilihan yang memang harus diambil untuk memacu peningkatan produksi, produktivitas, efisiensi dan daya saing. Faktor lain sebagai alasan pentingnya mekanisasi adalah semakin berkurangnya ketersediaan tenaga kerja (usia muda) dalam kegiatan usaha pertanian.

Tujuan Mekanisasi Pertanian

Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja, meningkatkan  produktivitas  lahan,  dan  menurunkan  biaya  produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, produktivitas, kualitas hasil, dan mengurangi beban kerja petani. Berikut beberapa tujuan mekanisasi pertanian:

  1. Mengelola dan memaksimalkan hasil produksi di dalam sektor pertanian itu sendiri.
  2. Mencapai target yang telah dicanangkan di dalam pertanian, hal ini menyangkut hasil panen dan pengendalian hasil setelah panen.
  3. Memaksimalkan fungsi lahan pertanian, di mana akan banyak waktu pengelolaan tanah pasca panen yang bisa dihemat dan kemudian digunakan sebagai masa tanam produktif pada lahan pertanian.
  4. Menghindari terjadinya gagal panen yang diakibatkan oleh kurangnya jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh sektor pertanian, maka di dalam hal ini penggunaan alat-alat pertanian modern dapat membantu dan mengurangi risiko tersebut. 
  5. Menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas produksi 
  6. Meningkatkan taraf hidup petani
  7. Memungkinkan  pertumbuhan  ekonomi  subsisten  (tipe  pertanian  kebutuhan  keluarga) menjadi tipe pertanian komersial (commercial farming)

Adapun beberapa keunggulan dari mekanisasi pertanian yaitu : 

  1. Meningkatkan produksi per satuan luas dengan adanya alat-alat mekanis yang canggih yang telah digunakan oleh para petani 
  2. Dengan  meningkatnya  hasil  produksi,  maka  pendapatan  para  petani  juga  otomatis  akan meningkat 
  3. Dapat meningkatkan efektifitas, produktivitas, kuantitas dan kualitas hasil pertanian 
  4. Teknologi pasca panen mampu memberikan dukungan untuk mempertahankan mutu dan meningkatkan nilai tambah pada hasil produksi. 
  5. Dapat meningkatkan efisiensi lahan dan tenaga kerja (tidak terlalu membutuhkan banyak sumber daya manusia) 
  6. Menghemat energi dan sumber daya (benih, pupuk, dan air) 
  7. Dapat meminimalisir faktor-faktor penyebab kegagalan dalam produksi 
  8. Meningkatkan  luas  lahan  yang  ditanami  dan  menghemat  waktu  karena  dengan menggunakan alat-alat mekanis pengolahan lahan yang luas dapat dengan cepat terselesaikan  dan juga pekerjaan para petani akan lebih terasa ringan. 
  9. Menjaga kelestarian lingkungan dan produksi pertanian yang berkelanjutan, serta 
  10. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani 

Mekanisasi Pertanian di Indonesia dan Dampaknya

Modernisasi pertanian melalui penerapan mekanisasi pertanian, telah memberikan hasil nyata dalam sejarah pertanian Indonesia saat ini. Dampaknya terjadi penghematan tenaga kerja sebanyak 70 hingga 80 persen dan penghematan biaya produksi 30 hingga 40 persen. Peningkatan produksi 10 hingga 20 persen dan penurunan kehilangan hasil saat panen dari 20 persen menjadi 10 persen. Jika diasumsikan penurunan kehilangan hasil 20 persen, dari luas panen sawah padi di Indonesia 14 juta ha dengan tingkat produksi rata-rata nasional 5 ton per ha, dapat menyelamatkan 14 juta ton gabah kering panen (GKP).

Apabila diasumsikan harga GKP Rp 3.700 per kg, maka uang yang diselamatkan sebanyak Rp5,18 triliun. Hal ini berarti dari salah satu dampak positif dari penerapan mekanisasi, sektor pertanian mampu memberikan kontribusi besar pada perekonomian negara. Hasil lain yang bersifat positif dari penerapan mekanisasi pertanian, yaitu sukses mewujudkan Indonesia tidak impor beras, jagung untuk pakan, cabai, dan bawang merah, sehingga sektor pertanian berhasil menghemat devisa sekitar Rp52 triliun.

Drone Sebagai Solusi Pertanian Masa Depan

Di era industri 4.0, digitalisasi sudah merambah di bidang pertanian. Mekanisasi dalam pertanian sudah semakin maju. Mulai dari pemetaan lahan, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, panen, hingga pasca panen. Penggunaan teknologi drone juga mampu mengubah budaya pertanian menjadi lebih modern dan efisien.

Teknologi Drone dapat dioperasikan untuk pemantauan tanaman, pengelolaan pemupukan, penyemprotan, pemetaan irigasi, mendeteksi gangguan hama penyakit, pertumbuhan gulma dan masih banyak lagi manfaatnya yang dapat ditemui dalam teknologi ini. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam pertanian.go.id mengatakan bahwa “Modernisasi pertanian ini sekaligus juga sebagai persiapan untuk menghadapi tantangan revolusi industri 4.0, dengan target utama peningkatan produksi dan produktivitas hasil pertanian. Teknologi pertanian dikemas dalam bentuk mekanisasi 4.0, yang sekaligus menjawab tantangan revolusi industri 4.0 di segala bidang. Ia memastikan aplikasi drone bukan untuk menghilangkan lapangan pekerjaan terutama petani tradisional. Para petani bahkan bakal menerima manfaat yang lebih besar dengan bantuan teknologi.”

Secara umum dalam proses operasional pertanian, drone dapat membantu dalam tahap:

  1. Perencanaan dan Pengolahan Lahan

Drone dapat membantu dalam melakukan persiapan sebelum musim tanam. Biasanya pemanfaatan drone untuk mengetahui kondisi lahan secara menyeluruh. Drone dengan sensor LiDAR juga memiliki kemampuan dalam melakukan pemetaan kontur lahan. Selanjutnya, data tersebut dapat digunakan untuk analisis kondisi lahan atau dapat juga dimanfaatkan untuk perencanaan irigasi. Hasil analisis juga dapat digunakan untuk menentukan pola penanaman bibit yang maksimal.

  1. Persiapan benih dan penanaman

Keberadaan drone dapat digunakan pada saat penanaman bibit. Cara penanaman bibit menggunakan drone memungkinkan proses penanaman berlangsung dengan lebih cepat. Drone tidak hanya punya kemampuan untuk menembakkan bibit ke permukaan tanah, tetapi juga melakukan pemupukan. Metode pembibitan dan pemupukan menggunakan drone dapat mengurangi biaya untuk ongkos penanaman.

  1. Penyemprotan tanaman

Drone spraying merupakan salah satu pemanfaatan drone dalam mekanisasi pertanian di Indonesia yang paling sering digunakan baik pertanian, perkebunan, maupun kehutanan.  Dengan sistem yang canggih memungkinkan penyemprotan dapat dilakukan secara efektif dan maksimal dibanding jika dilakukan secara manual. 

  1. Pemeliharaan Tanaman

Populasi tanaman pada suatu area dapat diketahui menggunakan teknologi Drone. Tujuan kegiatan tersebut adalah untuk mengetahui apakah populasi tanaman terhadap luas lahan seimbang atau tidak. Hal tersebut menjadi bahan pertimbangan apabila harus dilakukan replanting (penanaman ulang) atau thinning (penjarangan) tanaman sehingga rasio antara tanaman dan luas lahan akan seimbang dan akan menghasilkan produk pertanian yang lebih optimal.

  1. Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Selain penyemprotan rutin tanaman, Drone spraying juga banyak dimanfaatkan untuk penyemprotan herbisida dan pestisida. Hal ini sangat berguna untuk mengurangi dampak buruk kepada kesehatan petani. Selain itu, dengan drone spraying penyemprotan dapat lebih merata dan dapat memangkas biaya.

Penggunaan alat drone dapat mendukung proses operasional kegiatan pertanian. Mekanisasi pertanian menggunakan drone memiliki banyak keunggulan yaitu dapat menyelesaikan pekerjaan lebih cepat, efisien, dan efektif. Untuk mendukung mekanisasi pertanian di Indonesia, Silahkan untuk konsultasikan kebutuhan anda kepada kami! Yuk Bermitra dengan KHS.

Sumber:

  1. Universitas Medan Area. 2021. Pengertian, Tujuan dan Penerapan Mekanisasi Pertanian. https://barki.uma.ac.id/2021/12/20/pengertian-tujuan-dan-penerapan-mekanisasi-pertanian/. Diakses pada 09 Maret 2023.
  2. Rasmunaldi. 2016. Mekanisasi, Peran dan pentingnya dalam pembangunan Pertanian https://sumbarprov.go.id/home/news/6664-mekanisasi-peran-dan-pentingnya-dalam-pembangunan-pertanian. Diakses pada 09 Maret 2023.
  3. Radi-tep. 2019. Mekanisasi. https://alsintan.tp.ugm.ac.id/mekanisasi/. Diakses pada 09 Maret 2023.
  4. Ulfah Inayah. 2018. Makalah Mekanisasi Pertanian Pengertian Mekanisasi Pertanian Dan Sumber Tenaga Dibidang Pertanian. https://www.studocu.com/id/document/universitas-riau/mekanisasi-pertanian/makalah-mekanisasi-pertanian/37699111. Diakses pada 09 Maret 2023.
  5. Mahfudi Akbar. Penggunaan Drone Dalam Sistem Pertanian Indonesia. https://jurnaba.co/penggunaan-drone-dalam-sistem-pertanian-indonesia/. Diakses pada 09 Maret 2023.
  6. 2021. Inovasi Drone Mudahkan Petani Amankan Produksi Pangan. https://www.swadayaonline.com/mobile/artikel/8424/Inovasi-Drone-Mudahkan-Petani-Amankan-Produksi-Pangan/. Diakses pada 09 Maret 2023.
  7. Teknologi Canggih Drone Digunakan Petani. https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=3995. Diakses pada 09 Maret 2023.
  8. Dewi Susanti. 2019. 7 Manfaat Aplikasi Drone Di Bidang Pertanian. http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/88995/7-Manfaat-Aplikasi-Drone-Di-Bidang-Pertanian/. Diakses pada 09 Maret 2023.
  9. Andi Amran Sulaiman, dkk. 2018. Revolusi Mekanisasi Pertanian Indonesia. IAARD PRESS. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Inspeksi Tower Listrik Menggunakan Sensor Termal

Oleh: Arszandi Pratama, S.T., M.Sc., Tike Aprillia S.T, Akhmad Abrar A.H. S.T., dan Dandy Muhamad Fadilah, S.T.

Apa Penyebab dan Akibat Anomali Suhu Pada Komponen Tower Listrik?

Inspeksi tower listrik perlu dilakukan secara berkala. Hal ini dilakukan untuk menjaga kontinuitas penyaluran energi listrik kepada pelanggan dan meningkatkan keandalan sistem transmisi listrik. Penyebab terjadinya anomali suhu pada komponen tower listrik biasanya adalah kotoran berupa debu dan plak hitam. Hal ini akan mengakibatkan losses berupa energi panas pada beberapa komponen tower listrik sehingga nilai tahanan klem jumper tinggi dan suhunya meningkat tajam.

Suhu yang tinggi pada klem jumper menyebabkan kekuatan mekanis penghantar menurun dan penghantar bertambah panjang sehingga luas penampangnya semakin kecil. Jika kondisi ini dibiarkan akan berakibat suhunya semakin tinggi dan bisa menyebabkan penghantar putus. 

Pengecekan Manual?

Penanganan masalah ini biasanya dilakukan dengan antisipasi/pengecekan menggunakan kamera thermograph dengan metode barehand (sentuh langsung) melalui akses ladder. Personil akan memasuki area bertegangan dengan menggunakan Alat Pelindung Diri.

Best Solution: Menggunakan Drone Yang Dilengkapi Sensor Termal

Kami menggunakan teknologi sensor termal dan drone (UAV)  untuk melakukan inspeksi tower listrik. Sensor termal adalah sensor untuk mendapatkan anomali suhu pada suatu objek survei. Penggunaan sensor termal bermanfaat untuk berbagai kebutuhan, seperti inspeksi tower listrik, fasilitas minyak, pipa gas, dan lainnya. 

Sensor termal yang kami miliki yaitu DJI Zenmuse H20T. Zenmuse H20T adalah kamera multi-sensor dengan rating IP44 yang memiliki kemampuan perbesaran kamera hingga 200 kali. Kemampuan ini dapat membantu kita melihat objek secara jelas. Kamera ini juga didukung dengan Radiometric thermal camera yang dapat merekam anomali suhu pada tower listrik. 

Fitur utama dari Zenmuse H20T yang kami gunakan adalah:

  1. Sensor kamera yang memiliki lensa visual 20-megapixel, 23x Optical Zoom, dengan kemampuan zoom mencapai 200x pada resolusi tinggi. Dilengkapi dengan kualitas kamera yang dapat mencapai resolusi foto 4056×3040 dan resolusi video 3840×2160@30fps, 1920×1080@30fps;
  2. Radiometric thermal camera 640 × 512 px, tingkat suhu yang bisa terdeteksi yaitu dari -40 °C sampai 150 °C dengan mode high gain dan dari -40 °C sampai 550 °C dengan mode low gain;
  3. Dapat mempermudah melacak koordinat objek yang bergerak secara realtime dan akurat dari jarak 3 meter hingga 1200 meter dengan akurasi ± (0.2 m + D×0.15%);
  4. Dengan kombinasi fitur AI yang canggih, DJI Zenmuse H20T memberikan kemudahan penerbangan otomatis untuk inspeksi aset. Selain itu, terdapat fungsi AI yang dikhususkan untuk penggunaan security dan keamanan publik dengan rekognisi target secara otomatis;
  5. Dilengkapi dengan Laser Rangefinder untuk memberikan posisi dan koordinat akurat pada target yang dipantau. Data dapat langsung dilihat secara langsung dan dapat di bagikan ke command center dan team di lapangan;
  6. Lensa wide camera, membantu untuk memperoleh gambar dari berbagai sudut yang lebih jelas, sehingga lensa ini dapat mengambil gambar yang luas dalam satu bidang foto;
  7. Fitur lainnya seperti Night Mode, memudahkan akuisisi data  pada malam hari. One Click Capture, yaitu fitur yang berfungsi menyimpan video atau foto dari 3 kamera (kamera zoom, wide, dan termal) secara bersamaan hanya dengan satu klik/tekan.

Berkat keunggulan fitur tersebut, penggunaan sensor DJI Zenmuse H20T dapat membantu pekerjaan inspeksi tower listrik menjadi lebih mudah dan aman. Output yang didapatkan adalah foto termal yang berguna untuk mengetahui anomali suhu pada tower dan foto RGB yang berguna untuk mengecek kerusakan komponen tower listrik seperti pecah, patah, karatan, putus, dan lainnya.

Hasil data dan informasi tersebut, sangat membantu PLN untuk melakukan pengawasan dan penjadwalan penggantian komponen dalam waktu singkat dan aman. Selain itu, teknologi ini dapat membantu pengecekan di segala kondisi/cuaca (kecuali hujan). Pengambilan data juga bisa dilakukan pada pagi, siang, malam, ataupun setelah hujan. Berikut beberapa hasil akuisisi data yang dilakukan tim KHS:

  1. Pengambilan data saat pagi.
Sumber: KHS, 2022

Foto Termal

Sumber: KHS, 2022

Foto RGB

Sumber: KHS, 2022

Hasil Zoom Kamera

  1. Pengambilan data saat sore.
Sumber: KHS, 2022

Foto Termal

Sumber: KHS, 2022

Foto RGB

Sumber: KHS, 2022

Hasil Zoom Kamera

  1. Pengambilan data setelah hujan.
Sumber: KHS, 2022

Foto Termal

Sumber: KHS, 2022

Foto RGB

Sumber: KHS, 2022

Hasil Zoom Kamera

  1. Pengambilan data saat panas terik.
Sumber: KHS, 2022

Foto Termal

Sumber: KHS, 2022

Foto RGB

Sumber: KHS, 2022

Hasil Zoom Kamera

Berdasarkan contoh data diatas terlihat bahwa dalam berbagai kondisi, sensor kamera H20T dapat memberikan hasil foto yang bagus dan detail. Kemampuan zoom dari alat ini akan mempermudah proses pengambilan data. Selain itu, aktivitas inspeksi menjadi lebih aman karena jarak drone dengan tower tidak perlu terlalu dekat. Sehingga, penggunaan alat ini akan memberikan hasil yang lebih baik dan aman dibandingkan dengan sensor kamera lainnya.

Hasil tersebut juga didukung dengan pilot yang handal dan bersertifikat, sehingga anda tidak perlu khawatir terkait proses dan keamanan saat inspeksi dilakukan. Tunggu apa lagi? Untuk informasi lebih lanjut mengenai Jasa Survei Inspeksi Tower, silakan hubungi kami. Paket informasi lengkap dapat disediakan berdasarkan permintaan.

REFERENSI

  1. Frogs Indonesia. SURVEILLANCE dalam https://frogs.id/surveillance/ Diakses pada 31 Oktober 2022
  2. DJI. Zenmuse H20 Series Unleash The Power Of One dalam https://www.dji.com/id/zenmuse-h20-series Diakses pada 31 Oktober 2022.
  3. Dronenerds. DJI Zenmuse H20T Thermal Camera – Quad-Sensor Solution (Shield Plus) dalam https://www.dronenerds.com/products/cameras-sensors/enterprise-cameras/zenmuse-h20-series/dji-zenmuse-h20t-camera.htm.l Diakses pada 31 Oktober 2022.
  4. https://dorangadget.com/product/dji-zenmuse-h20t/. Diakses pada 8 Februari 2022.
  5. https://www.dji.com/id/zenmuse-h20-series/specs. Diakses pada 8 Februari 2022.
  6. Radar Bandung. 2020. Perbaiki Anomali Hotspot, Tim PDKB UPT Bandung Berjibaku dengan Listrik Tegangan Tinggi. https://www.radarbandung.id/2020/10/21/perbaiki-anomali-hotspot-tim-pdkb-upt-bandung-berjibaku-dengan-listrik-tegangan-tinggi/2/. Diakses pada 8 Februari 2022.

Survei Batimetri

Oleh: Arszandi Pratama, S.T, M.Sc, Rabby Awalludin S.T, Tike Aprillia S.T, Akhmad Abrar A.H. S.T dan Dandy Muhamad Fadilah, S.T.

Perkembangan teknologi survei pada zaman sekarang, tidak hanya berfokus pada pemetaan di wilayah darat saja, namun pemetaan wilayah perairan juga semakin berkembang. Metode pemetaan dasar perairan disebut dengan metode pemeruman sedangkan proses penggambaran dasar perairan tersebut (sejak pengukuran, pengolahan hingga visualisasinya) disebut dengan Survei Batimetri. Artikel ini akan membahas mengenai Survei Batimetri.  Yuk kita simak!

Mengenal Survei Batimetri

Batimetri (dari bahasa Yunani: bathy, berarti “kedalaman”, dan metry, berarti “ukuran”) adalah ilmu yang mempelajari kedalaman di bawah air dan studi tentang tiga dimensi lantai samudra atau danau. Oleh karena itu secara harfiah, kata batimetri dapat diartikan sebagai ukuran kedalaman laut, baik mengenai ukuran tentang elevasi maupun mengenai depresi dasar laut yang merupakan sumber informasi dan gambaran dari dasar laut, serta memberikan banyak petunjuk tentang struktur laut (Nurjaya (1991), dalam Muhajir, 2012). Batimetri (bathos: kedalaman, metry: pengukuran) adalah pengukuran kedalaman laut dan mempetakannya berdasarkan kondisi dan topografi dasar laut. Singkatnya pengertian Batimetri adalah ukuran dari tinggi rendahnya kontur dasar laut (kedalaman) yang diaplikasikan pada peta batimetri. Sedangkan peta batimetri adalah peta yang menyajikan kedalaman air dan konfigurasi topografi bawah laut, umumnya mempunyai sistem koordinat yang bereferensi pada sistem koordinat peta topografi (Thurman (2004) dalam Muhajir, 2012).

Apa itu Pemeruman? Apakah Sama Dengan Survei Batimetri?

Pemeruman adalah proses dan aktivitas yang ditunjukkan untuk memperoleh gambaran atau model bentuk permukaan (topografi) dasar perairan (seabed surface). Proses penggambaran dasar perairan tersebut (sejak pengukuran, pengolahan hingga visualisasinya) disebut sebagai survei batimetri. Gambaran dasar perairan dapat disajikan dalam garis-garis kontur atau model permukaan digital (Poerbandono dan Djunasjah, 2005).

Garis-garis kontur kedalaman atau model batimetri diperoleh dengan menginterpolasikan titik-titik pengukuran kedalaman bergantung pada area survei yang dikaji. Kerapatan titik-titik pengukuran kedalaman bergantung pada skala model yang hendak dibuat. Titik-titik pengukuran kedalaman berada pada lajur-lajur pengukuran kedalaman yang disebut sebagai lajur perum atau sounding line (Poerbandono dan Djunasjah, 2005). Jarak antar titik-titik fiks perum pada suatu lajur pemeruman setidak-tidaknya sama dengan atau lebih rapat dari interval lajur perum. Saat ini, teknik perekaman data kedalaman sudah dapat dilakukan secara digital. Laju perekaman data telah mencapai kecepatan yang lebih baik dari satu titik per detik (Poerbandono dan Djunasjah, 2005).

Kegiatan survei batimetri tidak hanya memberikan data informasi mengenai kedalaman dasar perairan, namun dapat memberikan informasi kondisi topografi dasar perairan dan lokasi dari objek-objek yang dapat menimbulkan bahaya. Dalam mendapatkan data informasi kedalaman suatu perairan, survei batimetri menggunakan metode pemeruman. Metode pemeruman memanfaatkan gelombang akustik dalam pengukuran kedalaman dasar permukaan air dengan menggunakan echosounder.

Tujuan Survei Batimetri

Survey ini bertujuan untuk mendapatkan data suatu kedalaman ataupun topografi dasar laut, termasuk lokasi dan luasan obyek-obyek di dalamnya. Survey batimetri menggunakan metode akustik biasanya menggunakan alat echosounder. Akuisisi data batimetri menggunakan alat yang dilengkapi dengan sensor Echosounder. Alat ini mampu merekam data mulai dari kedalaman 1 m hingga 500 m. Waktu perekaman dapat diatur sesuai dengan kecepatan, kebutuhan, dan kondisi di lapangan. Peta hasil survei batimetri disajikan dalam bentuk layout peta yang terdiri dari kontur minor dan mayor.

Apa Saja Manfaat Peta Batimetri?

Peta batimetri memiliki banyak manfaat di bidang kelautan diantaranya adalah untuk bahan informasi analisis kebencanaan, mengetahui kontur sungai dan waduk atau topografi laut, studi kualitas air, penentuan jalur pelayaran, perencanaan bangunan pesisir, pendeteksian adanya potensi bencana alam, pertambangan lepas pantai, dan pemasangan maupun pemeliharaan kabel/pipa di bawah laut (Yuniska, 2015). 

Sumber: Department Of Mathematics, University Of Oslo. 1995 dalam https://clasticdetritus.com/2010/04/18/sea-floor-sunday-63-bathymetric-maps-in-vicinity-of-eyjafjallajokull-volcano/. Diakses pada 30 Januri 2023.

Prinsip Kerja Dan Beberapa Peralatan Dalam Survei Batimetri

Sumber: Hamden, Mohammad Hanif & Ami Hassan Md Din. 2018.

Survei batimetri dilakukan dengan menggunakan echosounder yang terpasang pada perahu. Saat perahu bergerak melintasi air, echosounder akan memancarkan sinyal yang kemudian diubah menjadi gelombang suara oleh transduser. Gelombang suara akan memantul dari objek di bawah air dan gema ini kemudian diidentifikasi oleh echosounder. Hasil penjalaran gelombang tersebut dihitung waktu tempuh dan kecepatan gelombang suaranya, sehingga dapat diketahui jarak tempuh gelombang tersebut, yang tak lain adalah kedalaman laut. Sistem survei batimetri mengandalkan sistem GNSS yang akurat untuk menghubungkan setiap posisi horizontal (X, Y) yang diukur ke kedalaman (Z) tertentu. Tahap selanjutnya adalah mengubah data yang terekam oleh GNSS (X, Y) dan echosounder (Z) menjadi model topografi dasar perairan. Beberapa peralatan yang digunakan:

  1. Singlebeam Echo Sounder (SBES)

Singlebeam echo sounder hanya menggunakan pancaran tunggal guna mengukur kedalaman suatu titik. Alat ini menjadi yang paling banyak ditemukan di Indonesia pada saat ini. Resolusi kedalaman alat ini berkisar antara 0.1 m sampai dengan 0.01 m. 

Ilustrasi Survei Batimetri Menggunakan Multibeam Echosounder

Sumber: http://stream1.cmatc.cn/pub/comet/MarineMeteorologyOceans/IntroductiontoHydrography/comet/oceans/hydrography/print.htm. University Corporation for Atmospheric Research. Diakses pada 2 Februari 2023.

  1. Multibeam Echo Sounder (MBES)

Prinsip alat ini sama seperti alat singlebeam echosounder. Perbedaannya terletak pada jumlah perekaman titik kedalaman pada satu sesi pengamatan. Alat ini memiliki sudut sapuan yang lebih besar, sehingga akan mendapatkan cakupan area kedalaman yang lebih luas dibandingkan singlebeam echosounder.

Ilustrasi Survei Batimetri Menggunakan Multibeam Echosounder

Sumber: http://stream1.cmatc.cn/pub/comet/MarineMeteorologyOceans/IntroductiontoHydrography/comet/oceans/hydrography/print.htm. University Corporation for Atmospheric Research. Diakses pada 2 Februari 2023.

Proses dalam kegiatan pembuatan peta batimetri terdiri dari tiga tahapan, yang diawali dengan tahap pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data. Untuk mendapatkan hasil peta batimetri sesuai syarat kualitas yang baik, kegiatan survei batimetri harus berpedoman pada standar minimum ketelitian dari International Hydrographic Organization (IHO) yang tertuang dalam publikasi khusus SP 44 tahun 2013

Survei Batimetri memberikan informasi mengenai konfigurasi dasar dan penampang melintang sungai, mengetahui tingkat sedimentasi, dan degradasi yang seluruhnya merupakan informasi dasar mengenai wilayah studi bagi perencana. Kegiatan pemeruman dilakukan sesuai dengan SNI (Standar Nasional Indonesia) survei hidrografi menggunakan singlebeam echosounder pada SNI 7646:2010 dan multibeam echosounder melalui SNI 7988:2014.

Akuisisi data batimetri berhubungan dengan data posisi dan kedalaman. Pada proses pengambilan data, sebuah data yang teramati disebut titik fix. Titik fix  mempunyai informasi mengenai posisi (x,y) dan kedalaman (z) yang teramati secara bersamaan. Peta batimetri dibuat dari beberapa titik fix yang sudah teramati. Peta batimetri menggambarkan kondisi topografi dari permukaan dasar laut.

Peralatan Survei

Peralatan survei yang diperlukan pada pengukuran batimetri adalah:

  1. GPS dan perlengkapannya. Alat ini mempunyai fasilitas GPS (Global Positioning System) yang memberikan posisi horizontal pada alat dengan bantuan satelit. Dengan fasilitas ini, kontrol posisi horizontal dari suatu titik tetap di darat tidak lagi diperlukan.
  2. Multibeam Echosounder (MBES)/ Single Beam Echosounder, alat ini mempunyai kemampuan untuk mengukur kedalaman perairan dengan menggunakan gelombang suara yang dipantulkan ke dasar perairan.
  3. Laptop, diperlukan untuk menyimpan data yang di download dari alat GPS Echo Sounder.
  4. Perahu, digunakan untuk membawa surveyor dan alat-alat pengukuran menyusuri jalur-jalur survei pemeruman yang telah ditentukan. Perahu tersebut harus memiliki beberapa kriteria, antara lain:
  • Perahu harus cukup luas dan nyaman untuk para surveyor dalam melakukan kegiatan pengukuran, downloading data dari alat ke komputer, dan lebih baik tertutup serta bebas dari getaran mesin.
  • Perahu harus stabil dan mudah bermanuver pada kecepatan rendah.
  • Kapasitas bahan bakar harus sesuai dengan panjang jalur pemeruman.
  1. Papan duga digunakan pada kegiatan pengamatan fluktuasi muka air di laut.
  2. Peralatan keselamatan yang diperlukan selama kegiatan survei dilakukan antara lain life jacket.

Penutup

Teknologi survei batimetri menjadikan pemetaan wilayah perairan menjadi lebih mudah. Dengan teknologi ini, dasar perairan akan terpetakan dan kedalaman perairan akan diketahui. Hal ini akan bermanfaat dalam beberapa industri seperti pembangunan dermaga kapal dan pemeliharaannya, pertambangan di lepas pantai, navigasi kapal, dll. PT. Kreasi Handal Selaras siap menghadirkan SDM yang handal, untuk menunjang pekerjaan survei batimetri tersebut.

Referensi

  1. Anugrah, Feby. 2021. Studi Batimetri Dan Morfologi Dasar Laut Di Perairan Pantai Galesong Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan. Skripsi: Departemen Teknik Geologi. Universitas Hasanuddin. Makassar.
  2. Kusumawati, Elok Dyah. Gentur Handoyo, Hariadi. 2015. Pemetaan Batimetri Untuk Mendukung Alur Pelayaran Di Perairan Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Jurnal Oseanografi. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 706 – 712. Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose.
  3. Hidayat, Ahmad, Bambang Sudarsono, Bandi Sasmito. 2014. Survei Bathimetri Untuk Pengecekan Kedalaman Perairan Wilayah Pelabuhan Kendal. Jurnal Geodesi Undip.
  4. 2020. Survey Batimetri. https://totalgeosurvey.com/pemetaan-dan-survey-batimetri-bawah-air-menggunakan-gps-garmin-fishfinder-seri. Diakses pada 30 Januari 2023.
  5. Erlian, Dwi Ramadhan. 2019. Fungsi Pelaksanaan Survei Batimetri Pada Alur Masuk Dan Daerah Labuh Serta Kolam Putar Di Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjung Pinang. https://repository.unimar-amni.ac.id/2807/2/14.%20BAB%202%20ACC.pdf. Universitas Maritim AMNI Semarang.
  6. Survey Batimetri. https://antesena-geosurvey.com/survey-batimetri/. Diakses pada 2 Februari 2023.
  7. Ohio-Kentucky-Indiana Water Science Center. 2016. https://www.usgs.gov/centers/ohio-kentucky-indiana-water-science-center/science/bathymetric-surveys#overview. Diakses pada 2 Februari 2023.
  8. Hinds, Eric. What Are Bathymetric Surveys and Why Are They Important? https://www.landform-surveys.co.uk/news/what-are-bathymetric-surveys/ . Diakses pada 2 Februari 2023.
  9. http://stream1.cmatc.cn/pub/comet/MarineMeteorologyOceans/IntroductiontoHydrography/comet/oceans/hydrography/print.htm. University Corporation for Atmospheric Research. Diakses pada 2 Februari 2023.
  10. Hamden, Mohammad Hanif & Ami Hassan Md Din. 2018. A review of advancement of hydrographic surveying towards ellipsoidal referenced surveying technique. IOP Conf. Series: Earth and Enviromental Science 169. Doi:10.1088/1755-1315/169/1/012019.
  11. Survey Batimetri. https://hesa.co.id/survey-investigation/survey-batimetri/. Diakses pada 2 Februari 2023.
  12. 2016. Menentukan Kedalaman Titik Di Laut. http://dedykur.blogspot.com/2016/06/menentukan-kedalaman-titik-di-laut.html. Diakses pada 2 Februari 2023.

Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Regulation in Indonesia

Oleh : Giri Bayu Aji

Unmanned Aerial Vehicles (UAV) are unmanned aircraft that have the ability to take high-quality images or photographs. UAVs can be used in mapping purposes that can support data acquisition in 2D and 3D models. Utilization of UAVs in terms of surveys and mapping is adopted to conduct observations on a broad scale, with easier data collection process and lower cost. The use of the UAV is considered as an improvement because it has the ability to produce aerial photography with the best quality.

The development of UAVs in the current era shifts High Resolution Satellite Image (CSRT) which has the highest resolution of 15 x 15cm. UAV data acquisition can defeat the resolution produced by CSRT with RGB values reaching 1cm. Another advantage of UAV data is its’ ability to produce Digital Surface Model (DSM) and Digital Terrain Model (DTM) data. This can facilitate reflective elevation from the sea level to trees, buildings, altitude objects, and others at ‘Bare Earth’. In addition, UAVs also have the advantage of presenting 3D data while the CSRT can only display data in 2D [1].

UAV is widely used in Indonesia because of its superiority, especially in the field of surveying and mapping. The use of UAVs in Indonesia is regulated by the Ministry of Transportation as stipulated in the Minister of Transportation Regulation Number 90 of 2015 concerning controlling the operation of unmanned aircraft. The Ministerial Regulation was issued to improve flight safety related to the operation of UAVs in the Indonesian airway. These regulations govern flight zones, flight height, and flight plans. The licensing agency besides the Ministry of Transportation is AirNav which is under the auspices of the TNI-Air Force. AirNav as an airway control institution in Indonesia, in determining its policies adopts regulations from the Ministry of Transportation and has not included regulations from Civil Aviation Safety Regulations (CASR). The applicable regulations have not regulated thoroughly about the use, classification and sanctions of using UAVs.

 This is deemed necessary because it considers the safety and security of UAV users by air transportation in Indonesia. In the CASR regulation the emphasis is on the use, classification and sanctions for UAV users who are expected to prevent accidents because they are based on the principles of flight safety and security. From the results of a literature study that has been carried out in practice the use of UAVs in Indonesia only adheres to the Ministry Regulation part 90 of 2015. The regulation is still considered weak because the widespread use of UAVs in Indonesia will grow rapidly. In Table 1 you can see a comparison between Ministerial Regulation No. 90 of 2015 with Civil Aviation Safety Regulation (CASR) series 107.

Comparison CASR 107 and Indonesia Ministrial Regulation

Ministerial Regulation Part 90 of  2015 generally only discusses operating rules from UAVs, however the ministerial regulation can adapt from CASR 107 in anticipating the development of UAV technology utilization in Indonesia. By compiling more complex regulations such as details about operating rules, operator cerification, unmaned aircraft registration. Reported by the media Republika.co.id The Ministry of Transportation targets regulations related to unmanned aircraft to be compiled, completed and valid in 2019 which discuss the shortcomings that exist in the previous regulations [4]. In the near future, the development of drone will expand to the process of shipping goods / cargo, commercial, defense and security. Each of these aspects should have different rules so that UAV users have specific flight guidance in their respective fields.

Source :

Bibliography:

[1]. Denny Antony.2017. Ketentuan Hukum Dalam Penggunaan Drone Di Indonesia. Jakarta: Academia penerbitan.

[2] Pemerintah Indonesia. 2017. Undang-Undang No. 90 Tahun 2015 tentang Pengendalian Pengoperasian Pesawat Udara. Lembaran Negara RI Tahun 2017, No. 60. Sekretariat Negara. Jakarta.

[3] Tjiang, H. 2018. Menerbangkan drone dengan Aman. Diunduh dari https://www.herrytjiang.com. Pada 24 Juli 2019

[4] Nursalikah, A. 2019. Kemenhub Targetkan Aturan Drone Berlaku Tahun Ini. Republika, 18 Juli 2019. https://www.republika.co.id