Mewujudkan Ketahanan Pangan Di Indonesia

Oleh: Arszandi Pratama, S.T., M.Sc., Akhmad Abrar A.H. S.T., Tike Aprillia S.T, Warid Zul Ilmi, S.P.W.K., dan Dandy Muhamad Fadilah, S.T.

Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak asasi manusia, sebagaimana disebut dalam pasal 27 UUD 1945 dan Undang-undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Sebagai kebutuhan dasar dan salah satu hak asasi manusia, pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Ketersediaan pangan yang kurang dibandingkan kebutuhannya dapat menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Berbagai gejolak sosial dan politik dapat juga terjadi jika ketahanan pangan terganggu. Kondisi pangan yang kritis bahkan dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas Nasional.

Ketahanan pangan mendorong peningkatan ekonomi masyarakat dijelaskan lebih lanjut pada Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2020 yang di dalamnya ditekankan bahwa ketahanan pangan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari konteks transformasi struktur perekonomian. Salah satunya terjabarkan pada dokumen kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Anggaran ketahanan pangan pada tahun 2022 yang mencapai Rp76,9 triliun, anggaran tersebut diarahkan untuk (1) peningkatan keterjangkauan dan kecukupan pangan yang beragam, berkualitas, bergizi, dan aman; (2) peningkatan produktivitas, pendapatan petani dan nelayan melalui penguatan kapasitas petani dan nelayan, penguatan akses terhadap input produksi, penyediaan sarana prasarana pertanian dan perikanan, serta mendorong mekanisasi dan penggunaan teknologi; (3) diversifikasi pangan dan kualitas gizi; (4) perbaikan iklim usaha dan daya saing; serta (5) penguatan sistem pangan berkelanjutan (pengembangan food estate).

Indonesia berkomitmen untuk terus mensukseskan program ketahanan pangan tersebut. Istilah food estate juga mulai dikembangkan di Indonesia. Food Estate adalah desain pertanian modern nasional di masa depan yang merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan dan peternakan di suatu kawasan yang luas yang terdiri dari beberapa klaster bidang pertanian dan peternakan. Artinya di suatu kawasan yang sangat luas akan dibangun sentra pertanian secara berkesinambungan dan modern karena proses pertanian dan pengolahan hasilnya akan dikelola dengan pola digital farming dan meminimalisir metode pertanian konvensional menggunakan bajak dan cangkul.

Lalu apa harapan dari program ketahanan pangan nasional?

  1. Mengangkat derajat dan ekonomi masyarakat;
  2. Lahirnya petani-petani milenial yang terbuka dan cakap akan bentuk mekanisasi modern;
  3. Penyerapan tenaga kerja secara masif di pedesaan;
  4. Mimpi besar Indonesia di bidang pertanian, peternakan, perkebunan bisa terwujud; dan
  5. Menjadi negara besar pengekspor produk pertanian.

Untuk mensukseskan semua program tersebut dibutuhkan peran antar aktor, baik itu petani sendiri, pemerintah, swasta dll. Saat ini, PT KHS juga telah memberikan kontribusinya terhadap penguatan sektor pangan di Indonesia, yaitu dalam bentuk mendorong mekanisasi modern dan penggunaan teknologi di sektor pertanian dan perkebunan untuk skala yang besar melalui penerapan teknologi drone.

Teknologi drone sendiri bukan lah hal yang baru di dunia pertanian, namun di Indonesia dalam penerapannya masih belum dikatakan masif dan baik, lalu apa saja sebenarnya bentuk/ peran teknologi drone ini, di bawah naungan PT KHS dalam mendorong mekanisasi pertaniaan:

Sebelumnya masuk pada definisi mekanisasi pertanian, mekanisasi sendiri merupakan sebuah proses penggantian dan penggunaan berbagai macam mesin serta beragam sarana teknik yang ditujukan menjadi alat pengganti bagi tenaga manusia maupun hewan. dan Mekanisasi pertanian diartikan sebagai berbagai hal seperti sitem, sarana teknik atau alat yang dapat membantu keberlangsungan proses bisnis pada sektor pertanian itu sendiri, mulai dari persiapan laha, persiapan penanaman, penanaman, perawatan, pasca panen, dan kembali pada persiapan penanaman kembali. semua proses tersebut dapat diperbantukan dengan  peran drone. Berikut adalah mekanisasi pertanian yang dapat diperbantukan oleh drone :

  1. Drone berperan untuk memetakan kondisi lahan

Drone dapat memberikan pemetaan lapangan yang akurat dan informasi ketinggian yang memungkinkan petani dapat menemukan masalah di lapangan. Informasi mengenai elevasi lahan berguna untuk menentukan pola drainase dan titik basah/kering yang memungkinkan petani mengetahui teknik penyiraman lebih efisien. Beberapa penyedia layanan drone untuk pertanian juga menawarkan drone dengan inovasi pemantauan tingkat nitrogen di tanah dengan menggunakan sensor. Hal ini dapat meningkatkan pengaplikasian pupuk yang tepat, meminimalisir tempat tumbuh yang buruk dan meningkatkan kesehatan tanah untuk tahun-tahun berikutnya.

  1. Drone juga digunakan untuk memantau kondisi kesehatan tanaman

Drone yang digunakan untuk memantau kesehatan tanaman dilengkapi dengan peralatan pencitraan khusus yang menggunakan informasi warna terperinci untuk menunjukkan kesehatan tanaman, alat tersebut adalah Normalized Difference Vegetation Index (NDVI). Hal ini memudahkan petani untuk memantau tanaman mereka yang sedang dalam proses pertumbuhan, sehingga mereka dapat menangani permasalahan yang ada dengan cepat untuk menyelamatkan tanaman.

Pencitraan satelit memang menawarkan akurasi meter, tetapi pencitraan drone lebih mampu menghasilkan lokasi gambar yang akurat hingga milimeter. Hal ini berarti bahwa setelah adanya proses penanaman, area dengan celah tegakan dapat terlihat dan dapat ditanam kembali sesuai kebutuhan, serta permasalahan penyakit atau hama dapat terdeteksi dengan cepat dapat dengan segera untuk ditindalanjuti oleh petani.

  1. Drone untuk penanaman dan pembibitan

Penyemaian bibit dengan drone otomatis sebagian besar digunakan di industri kehutanan saat ini. Dengan adanya inovasi ini memungkinkan para petani untuk menyemai bibit di daerah yang sangat sulit dijangkau tanpa membahayakan pekerja. Drone juga lebih efesien dalam menanam dan menyemai bibit. Dengan tim yang terdiri dari dua operator dan sepuluh drone mampu menanam 400.000 bibit perhari.

  1. Drone untuk penyiraman tanaman

Drone spraying mulai banyak diaplikasikan karena memiliki banyak keunggulan diantaranya adalah memaksimalkan efisiensi dan menghemat biaya bahan kimia serta menjamin dosis yang disebarkan karena terukur melalui monitoring secara real time yang tercatat secara digital dan ter komputasi dengan baik sehingga memungkinkan untuk dilakukan evaluasi berkala terhadap tanaman dengan data secara akurat, dengan begitu hasil produk tanaman akan berkualitas tinggi.

  1. Drone untuk perencanaan irigasi

Dalam memetakan lahan, drone juga dapat digunakan untuk mengetahui informasi elevasi lahan sehingga memungkinkan petani untuk dapat merencanakan pola irigasi yang sesuai dengan kontur lahan. Hal ini sangat bermanfaat karena petani dapat merencanakan pola irigasi di lahan luas dengan waktu yang cepat dan biaya pemetaan yang rendah.

Referensi:

  1. Kementerian ATR/BPN. Buletin Penataan Ruang. Mei-Juni 2020.
  2. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 2021. Siaran Pers HM.4.6/437/SET.M.EKON.3/11/2021. https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/3496/strategi-menjaga-ketahanan-pangan-nasional-dalam-agenda-pembangunan-nasional. Diakses pada 08 Mei 2023. 
  3. 2022. Teknologi Drone Dukung Sektor Pertanian Indonesia Go Internasional !!!. https://faperta.umsu.ac.id/2022/01/04/teknologi-drone-dukung-sektor-pertanian-indonesia-go-internasional/. Diakses pada 08 Mei 2023.
  4. Radi-tep. 2019. Mekanisasi. https://alsintan.tp.ugm.ac.id/mekanisasi/. Diakses pada 08 Mei 2023.

Drone Spraying Untuk Keberlanjutan Alam Indonesia

Oleh: Arszandi Pratama, S.T., M.Sc., Tike Aprillia S.T, Akhmad Abrar A.H. S.T., dan Dandy Muhamad Fadilah, S.T.

Pertanian, perkebunan, dan Kehutanan menjadi sektor penting dalam peningkatan ekonomi dan keseimbangan alam. Sesuai dengan amanat Rencana Jangka Menengah Indonesia Tahun 2020-2024 bahwa untuk memacu pembangunan ekonomi tumbuh lebih tinggi, inklusif, dan berdaya saing diperlukan pengelolaan sumber daya ekonomi yang mencakup pemenuhan pangan dan pertanian serta kehutanan.

Dalam mewujudkan rencana pembangunan tersebut, dibutuhkan pengelolaan pertanian, perkebunan, dan kehutanan yang berkelanjutan. Tidak hanya mengandalkan lahan yang luas, namun diperlukan efektivitas dalam proses pengelolaannya. 

Pemanfaatan teknologi drone menjadi salah satu solusi untuk keberlanjutan sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Drone adalah teknologi terbarukan dalam penyemprotan tanaman. Saat ini, pemanfaatan drone di dunia pertanian, perkebunan, dan kehutanan menjadi sangat diminati. Selain mempermudah penyemprotan pupuk, pestisida, dan herbisida drone dapat meminimalkan biaya perawatan tanaman (cost reduction). 

Keunggulan Drone Spraying

Terdapat banyak keunggulan yang diperoleh apabila memilih menggunakan drone untuk proses penyemprotan tanaman. Berikut ini kami rangkum beberapa keunggulan dari penggunaan drone spraying:

  1. Penyemprotan akan lebih merata dengan menggunakan drone yang sangat praktis. Penyemprotan akan lebih merata mengikuti kontur lahan dan dapat mengoptimalkan penggunaan pupuk, pestisida, dan herbisida karena drone secara otomatis dapat terbang secara konstan di atas tanaman serta mencatat posisi awal dan akhir secara real-time.
  2. Cost Reduction, drone spraying dapat memangkas biaya perawatan tanaman karena hanya dengan menggunakan drone penyemprotan pupuk, pestisida, dan herbisida dapat dilakukan lebih efektif dan efisien.
  3. Efisiensi waktu, dapat menyelesaikan penyemprotan tanaman di lahan 20 Ha/Ha.
  4. Mencegah ancaman kesehatan untuk para petani, seperti yang sudah kita ketahui bahwa pestisida dan herbisida menggunakan bahan kimia yang tidak baik untuk para petani. 

Jasa Drone Spraying Kreasi Handal Selaras

Kreasi Handal Selaras adalah salah satu penggagas jasa drone spraying di Indonesia. Penyemprotan menggunakan drone berguna untuk industri pertanian, perkebunan dan kehutanan. Penyemprotan tanaman dengan drone menggantikan cara penyemprotan manual agar petani terhindar dari serangan racun dan panas akibat penyemprotan pestisida cair, pupuk dan herbisida. Drone spraying memiliki kendali jarak jauh yang ergonomis dan inovatif, yang dapat dengan mudah dikendalikan di area manapun dan tidak akan merusak tanaman.

Kreasi Handal Selaras saat ini memiliki 2 jenis drone yaitu drone DJI T16 dan DJI T30, yang beroperasi di wilayah Riau, Jambi dan Palembang. Setiap drone mampu menguasai 350 hektar lahan per bulan. Dengan capaian tersebut, bisnis drone spraying saat ini cukup menjanjikan. Berikut 2 jenis drone dan keunggulannya:

  1. DJI Agras T16

Agras T16 memiliki perangkat keras yang kuat, mesin AI, dan perencanaan operasi 3D, T16 dapat melakukan penyemprotan tanaman lebih mudah dan praktis. Keunggulan penggunaan Drone DJI Agras T16:

  • Mengoptimalkan penggunaan secara lebih merata dan akurat, dengan teknologi Spray nozzles.
  • Terdapat 3 mode penerbangan yaitu: mode penerbangan Smart mode, Manual Plus Mode dan Manual mode.
  • Kapasitas tangki 16 l dengan berat 10 kg
  • Terbang dengan ketinggian konstan di atas tanaman, sehingga jumlah cairan diterapkan optimal.
  • Intelligent Memory, DJI Agras T16 secara otomatis mencatat posisi sebelumnya dan saat ini.

(VIDEO)

  1. DJI Agras T30
  • Memiliki real time kinematic untuk akurasi penerbangannya
  • Dapat mencakup 18 hektar area semprot per jamnya
  • Kapasitas tangki lebih besar 30 l dengan berat 16 kg sangat cocok untuk pertanian, perkebunan, dan hutan tanaman industri yang luas.
  • Dapat secara otomatis mengikuti kontur lahan yang beragam
  • Jangkauan lebar semprotan sangat luas sekitar 7 – 9 meter sehingga penyemprotan akan lebih cepat.

Penutup

Teknologi Drone Spraying menjadi solusi terbaik untuk membantu pengelolaan tanaman lebih efektif dan efisien. Dengan drone spraying, pekerjaan tidak hanya lebih cepat dan hemat namun menjamin kesehatan petani dari bahan kimia. 

KHS dapat memenuhi kebutuhan spraying perusahaan anda. Dengan dibekali pilot berpengalaman dan teknologi drone terbaru, membuat pekerjaan lebih cepat dengan hasil yang maksimal. Silahkan hubungi kontak person kami untuk bertanya terkait jasa drone spraying kami. Yuk bermitra dengan kami!!!

Pemanfaatan Drone Pada Perkebunan Tebu

Oleh: Arszandi Pratama, S.T., M.Sc., Akhmad Abrar A.H. S.T., Nurul Megawati Putri, S.T., Dandy Muhamad Fadilah, S.T., dan Warid Zul Ilmi, S.P.W.K.

Pemanfaatan Drone Spraying Pada Perkebunan Tebu

Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar yaitu sekitar 13,28 persen pada tahun 2021 atau merupakan urutan kedua setelah sektor Industri Pengolahan. Pada waktu krisis ekonomi, sektor pertanian merupakan sektor yang cukup kuat menghadapi goncangan ekonomi dan dapat diandalkan dalam pemulihan perekonomian nasional.

Tebu (Saccharum officinarum Linn) adalah tanaman untuk bahan baku gula. Tebu hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan dan umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen, mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatera sebagai bahan pokok dalam pembuatan gula. Maka budidaya tebu sangat penting untuk keberlanjutan industri gula di Indonesia. 

Industri gula saat ini menghadapi tantangan berat. Dengan tantangan membanjirnya gula impor, produksi gula di Indonesia cenderung mengalami fluktuasi dari tahun 2017 sampai dengan 2021. Pada tahun 2018 produksi gula sebesar 2,17 juta ton menurun sebesar 19,25 ribu ton (0,88 persen) dibandingkan tahun 2017. Sedangkan pada tahun 2019 produksi gula sebesar 2,23 juta ton meningkat sebesar 55,32 ribu ton (2,55 persen) dibandingkan tahun 2018. Sementara itu, pada tahun 2020 produksi gula sebesar 2,12 juta ton menurun sebesar 103,65 ribu ton (4,65 persen) dibandingkan tahun 2019. Kemudian pada tahun 2021 kembali mengalami peningkatan sebesar 224,93 ribu ton (10,60 persen) menjadi 2,35 juta ton.

Produksi Gula Indonesia (Juta Ton), 2017-2021

Sumber: BPS, 2021.

Tahapan utama dalam operasional perkebunan tebu adalah persiapan lahan. Dalam proses persiapan lahan, diperlukan beberapa data seperti: sumber irigasi (sungai, pompa dalam, pompa permukaan, tadah hujan), drainase kebun, topografi lahan dan kemiringan lahan, kesuburan tanah (tanah gembur, liat, berbatu, berpasir), tipologi tanah (jenis tanah, pengairan dan drainase). prasarana jalan (angkutan bibit, pupuk dan tebangan), dan verifikasi kepemilikan lahan.

Teknologi mekanisasi yang dapat membantu kegiatan persiapan lahan menjadi lebih cepat dan akurat adalah Drone. Dengan drone, survei dapat dilakukan lebih cepat di lahan yang luas. Pemanfaatan foto udara dalam persiapan lahan dapat dimanfaatkan untuk menganalisis kondisi kebun eksisting. Selanjutnya dengan dibantu oleh sensor LiDAR, petani juga bisa mendapatkan data ketinggian lahan/ kemiringan lahan yang berfungsi untuk perencanaan zonasi kebun, atau perencanaan irigasi dan drainase. 

Dalam proses peningkatan produksi tebu, selain memahami operasional perkebunan tebu juga penting sekali untuk mengerti bagaimana fase pertumbuhan tebu. Fase Pertumbuhan tanaman tebu adalah (Kuntuhartono,1999):

  1. Fase Perkecambahan, Fase ini dimulai dengan membengkaknya mata tunas lalu pecah dan tumbuh kuncup. Kuncup memanjang bersamaan munculnya akar stek, kemudian kuncup menjadi daun dan mekar (Fase ini berlangsung selama 4-6 minggu).

Gambar Fase Perkecambahan Tebu

Sumber: Ahmad Dhiaul Khuluq dan Ruly Hamida, 2014
  1. Fase Pertunasan, proses keluarnya tunas anakan baru yang keluar dari pangkal tebu muda (tunas primer). Proses ini berlangsung mulai dari tebu berumur 5 minggu sampai 3-4 bulan.
  2. Fase Perpanjangan Batang (Grand Growth Period), dimulai dari umur 3,5 bulan sampai 9 bulan.
  3. Fase Kemasakan berkaitan dengan pengisian batang tebu dengan sukrosa yang dimulai dengan pertumbuhan vegetatifnya berkurang. Pada fase ini sukrosa di dalam batang tebu mulai terbentuk hingga titik optimal dan berangsur-angsur menurun. Fase ini disebut juga fase penimbunan rendemen tebu. Apabila kondisi lingkungan berkecukupan unsur nitrogen dan air, akan menyebabkan proses pemasakan terhambat karena tebu terus tumbuh hingga sehingga perolehan rendemen berkurang (Hadisaputro dan Pudjiarso, 2000).
  4. Fase Pasca Panen, Terjadi saat tanaman tebu berumur 12 bulan. Pada tahapan ini tanaman mulai menunjukkan gejala kematian dan daun mengering. Kadar gula tertinggi terdapat pada batang bagian bawah (Kuntohartono, 1999).

Peningkatan produksi tebu dapat dilakukan dengan penataan varietas dan pembibitan, pengaturan waktu tanam dan pengaturan kebutuhan air, serta pemupukan dan pengendalian OPT. Sehingga akan mendapatkan tebu dengan produktivitas dan rendemen yang optimal. Penurunan produktivitas tebu dapat terjadi karena berbagai faktor, mulai dari kondisi tanah, ketersediaan air, varietas, hingga pemupukan tanaman (Ari Pradipta Utama dkk, 2017).

Peningkatan Produktivitas Rendemen Tebu (sukrosa) dapat dilakukan dengan Proses Revener. Proses Revener ini dilakukan pada saat 1 bulan sebelum panen. Tujuan dari proses revener adalah untuk menahan pertumbuhan tanaman tebu agar kandungan sukrosa tidak berkurang. Seperti penjelasan diatas, bahwa pada fase kemasakan jika tanaman tebu terus tumbuh dan tidak ditahan proses pertumbuhannya, maka pertolehan rendemen tebu (glukosa) akan berkurang. Untuk itu diperlukannya proses revener menggunakan herbisida yang mengandung glifosat dengan cara disemprotkan.

Drone spraying menjadi teknologi alternatif dalam membantu produktivitas perkebunan tebu. Dalam proses penyemprotan herbisida untuk menahan pertumbuhan tebu tersebut, penggunaan drone spraying sangat memudahkan petani karena proses penyemprotan akan jauh lebih cepat dan merata. PT. KHS dapat menyediakan jasa drone spraying demi mendukung peningkatan produktivitas perkebunan tebu di Indonesia. Dengan bentuk mekanisasi tersebut, diharapkan dapat terus mendorong produktivitas serta mengurangi pengeluaran petani. Silahkan menghubungi kami untuk dapat berkonsultasi lebih lanjut. Yuk bermitra dengan KHS!!!

Referensi

  • Gatot Pramuhadi. 2012. Aplikasi Herbisida di Kebun Tebu Lahan Kering. Institut Pertanian Bogor. Artikel PANGAN, Vol. 21 No.3 September 2012: 221-231.
  • Ir. Sitty Ahra. 2019. Teknik Budidaya Tebu. http://cybex.pertanian.go.id/artikel/93892/upaya-peningkatan-produktivitas-dan-rendemen-tebu/. Diakses pada 18 Maret 2023.
  • Ahmad Dhiaul Khuluq dan Ruly Hamida. 2014. Peningkatan Produktivitas Dan Rendemen Tebu Melalui Rekayasa Fisiologis Pertunasan. Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat. Malang. Perspektif Vol. 13 No.1 Hlm. 13-24.
  • Ari Pradibta Utama, Setyono Yudo Tyasmoro, Titin Sumarni. 2017. Pengaruh Glisofat Sebagai Zat Pemacu Kemasakan Pada Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum L). Malang. Jurnal Produksi Tanaman Vol. 5 No. 10. ISSN: 2527-8452.
  • Bambang Gunawan, Sri Purwati, Pujiati. 2014.  Kajian Macam Varietas dan Konsentrasi ZPT Organik Terhadap Perkecambahan Stek Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum L). Universitas Merdeka Surabaya. Jurnal Fakultas Pertanian UNIGA Nomor 1 Volume XIV.