Strategi Menentukan Harga Jual Rumah

Oleh : Sarah Sherida, ST

Berniat untuk menjual rumah atau properti lainnya?

Sering kali di antara kita tidak mengetahui cara menentukan harga rumah yang hendak dijual.

Akibatnya, penentuan harga yang kurang tepat malah menimbulkan kerugian dan tidak ada nilai investasi.

Kita tak boleh salah dalam menentukan harga rumah. Pada dasarnya, menentukan harga rumah bisa kamu putuskan setelah mempertimbangkan hal-hal berikut ini loh. Yuk kita simak lebih lanjut!

  • Ketahui Harga Lahan

Pastikan harga lahan sudah sesuai dengan biaya akuisisi lahan serta biaya maupun pajak yang akan dibebankan seperti PPh, BPHTB, dll.

  • Sesuaikan dengan Business Plan

Sebelum menentukan harga jual, buat business plan terlebih dahulu dan pastikan semua biaya sudah diperhitungkan dalam business plan, termasuk biaya design, konstruksi, legal dan perizinan, hingga promosi dan alat pemasaran lainnya sudah dimasukkan sehingga tidak salah perhitungan.

  • Perhitungkan Project Period

Rentang waktu pengerjaan pembangunan rumah juga perlu menjadi perhatian. Pastikan anda sudah memperhitungkan kenaikan harga rumah dikarenakan faktor harga konstruksi yang naik setiap waktunya

  • Bandingkan Dengan Harga Kompetitor

Lakukan survei di lingkungan sekitar untuk mencari pembanding, apakah ada rumah sejenis—dengan tipe dan luas tanah yang hampir sama—yang  ditawarkan di sekitar rumah yang akan Anda jual. Harga jual rumah tersebut dapat Anda gunakan sebagai acuan.

  • Spesifikasi Bangunan Yang Ditawarkan

Spesifikasi bangunan saat ini seperti ukuran luas tanah dan bangunan, kondisi dan gaya rumah menjadi nilai tambah tersendiri dalam memasarkan rumah anda. Sesuaikan juga spesifikasi bangunan dengan segmen konsumen yang anda tuju.

  • Memiliki Keunggulan

Ketahui pasti keunggulan / unique factor produk rumah yang anda tawarkan, Keunggulan tertentu yang dimiliki tentunya bisa berpengaruh juga ke peningkatan harga jual rumah.

  • Validasi dan Verifikasi Dari Jasa Penilai

Gunakan bantuan jasa penilai agar calon konsumen mengetahui bahwa harga jual yang ditetapkan sudah layak.

Membeli Rumah Baru Atau Merenovasi Rumah Lama?

Oleh: Sarah Sherida, ST

Keputusan untuk merenovasi atau  pindah rumah adalah pilihan pribadi.

Namun, sebelum Anda jatuh pada pilihan merenovasi rumah, Anda harus hati-hati mempertimbangkan semua biaya dan implikasi yang mungkin Anda hadapi kemudian.

Merenovasi rumah butuh biaya tidak sedikit. Sedangkan rumah baru, mungkin cukup dengan uang muka, tapi kita harus mengangsur lebih lama lagi.

Bisa juga dengan menjual rumah lama, untuk membeli rumah baru. Tapi harus adaptasi dengan lingkungan baru dan mungkin lokasinya lebih jauh dari rumah lama.

Untuk mendapatkan keputusan yang terbaik, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan. Simak postingan berikut ini.

  • Menyiapkan Dana

Upaya Anda, baik itu merenovasi atau memilih untuk pindah rumah baru, keduanya membutuhkan biaya tidak sedikit. Membeli rumah baru, seperti membutuhkan biaya lebih besar dari merenovasi rumah. Tetapi mungkin juga melakukan renovasi jadi lebih mahal. Apa saja biaya-biaya tersebut? Simak slide berikut ini.

Perbandingan biaya

  • Kenyamanan Rumah

Beberapa faktor yang mempengaruhi kenyamanan lingkungan tempat tinggal antara lain:

  1. Karakteristik rumah (luas, letak, bentuk)
  2. Insfrastruktur (air bersih, listrik, sampah, telekomunikasi)
  3. Karakteristik sosial
  4. Keamanan lingkungan
  5. Estetika tapak
  • Desain Rumah

Utamanya desain yang perlu dipertimbangkan dalam keputusan membeli atau renovasi rumah adalah:

  1. Kebutuhan akan rumah itu sendiri (luas, bentuk, jumlah ruangan, dll)
  2. Memiliki ciri khas gaya arsitektur tertentu
  3. Nilai historis yang tinggi
  • Konstruksi Rumah

Konstruksi bangunan dalam pengambilan keputusan pembelian  atau renovasi rumah yang perlu dipertimbangkan:

Membeli rumah

  1. Konstruksi saat ini apakah dibuat dengan baik dan sesuai standar
  2. Sampai sejauh mana kontruksi dapat mengakomodasi pertumbuhan / renovasi rumah kedepannya

Merenovasi Rumah

  1. Masih kuatkah kekuataan struktur rumah yang sekarang ditempati?
  2. Dalam mendesain renovasi yang ada, apakah perlu merubah total kontruksi rumah atau hanya sebagian?

Mungkin faktor ini akan berakibat ke biaya yang lebih mahal dalan merenovasi rumah.

  • Lokasi Rumah

Lokasi rumah adalah salah satu hal yang sangat krusial untuk dijadikan pertimbangan, Faktor ini utamanya berhubungan erat dengan akses dan harga rumah antara lain jarak rumah dengan:

  1. Pusat perdagangan dan jasa
  2. Pusat Pendidikan
  3. Kesehatan
  4. Hiburan dan Rekreasi
  5. Transportasi umum

Tips Memilih Lokasi Perumahan Yang Ideal

Oleh : Sarah Sherida, ST

Semua orang memiliki impian mengenai tempat tinggal yang ideal bagi keluarga. Dalam menentukan pemilihan rumah tinggal perlu adanya perencanaan yang matang.

Perencanaan pertama yang sangat menentukan dalam memiliki rumah idaman adalah lokasi, lokasi dan lokasi.

Dengan memilih lokasi yang tepat anda akan merasakan kenyamanan yang diharapkan dan apabila salah dalam menentukan lokasi rumah, maka dikhatirkan malah akan menjadi masalah dimasa yang akan datang.

  • Akses Jalan Utama

Memilih lokasi rumah tinggal yang memiliki akses jalan untuk keluar masuk yang cukup baik dengan lebar jalan setidaknya 4 meter, kondisi semen jalan yang baik, sering dilintasi banyak orang.

  • Dekat Dengan Berbagai Fasilitas

Salah satu fitur terbesar yang dapat memengaruhi keputusan untuk membeli rumah adalah dekat dengan fasilitas-fasilitas umum seperti sekolah, supermarket, rumah sakit, dll.

  • Pelayanan Utilitas

Ketersediaan akan layanan-layanan utilitas dasar seperti air, listrik, dan jaringan komunikasi merupakan faktor utama dalam memilih lokasi rumah tinggal yang ideal.

  • Kemudahan Transportasi Umum

Keberadaan transportasi umum di sekitar lokasi perumahan juga menjadi nilai tambah tersendiri, ketahui berapa jarak tempuh untuk menuju akses transportasi umum terdekat seperti halte, stasiun atau terminal dari tempat tinggal anda.

  • Keamanan

Isu keamanan yang menyangkut lingkungan tempat dimana Anda akan tinggal bersama dengan keluarga akan selalu menjadi perhatian yang paling utama. Pilih lokasi yang aman dari berbagai bentuk kejahatan.

Beikut ini adalah contoh perumahan yang dibangun oleh Handal Selaras yang memiliki keunggulan dari segi lokasi.

Penny Lane Residence, Cirendeu
Bintaro8, Tangerang Selatan

Adapun keunggulan-keunggulan yang ditawarkan antara lain :

DJI Agras T16, Agriculutural Spraying Drone

Oleh : Sarah Sherida, ST

Salah satu kegunaan drone selain mengambil foto udara maupun video aerial adalah membantu bidang agrikultur dalam melakukan pengawasan serta penyiraman pestisida di areal perkebunan dan perhutanan yang sangat luas.

Saat ini terdapat berbagai jenis drone yang bisa mempermudah pekerjaan petani dalam mengawasi, menyemprot, melakukan pemupukan, dan menyeprotkan pestisida, salah satunya DJI Agras T-16.
Drone Dji Agras T-16 menjadi drone andalan dari banyak professional, dimana drone hexacopter ini sangat memberikan efisiensi kerja untuk membantu dalam memberikan pestisida secara menyeluruh dan akurat kepada tanamannya.

DJI Agras T16

Daya yang Dioptimalkan, Performa Tak Tertandingi

Agras T16 memiliki struktur keseluruhan yang disempurnakan dengan desain modular dan mendukung muatan tertinggi dan lebar semprotan terluas untuk drone pertanian dan perhutanan DJI. Dengan perangkat keras yang lebih kuat dan tangguh, mesin Artifical Intelegent, dan perencanaan operasi 3D, DJI Agras T16 membawa efisiensi operasi ke tingkat yang baru.

DJI Agras T16 Fly

Struktur Merevolusi. Operasi yang Handal.

Desain modular T16 yang serba baru menyederhanakan perakitan dan mempercepat perawatan harian. Peringkat IP67 memberikan perlindungan yang andal untuk komponen kunci drone. Sebuah badan pesawat ringan, namun tahan lama terbuat dari komposit serat karbon dan dapat dengan cepat dilipat untuk 25% dari ukuran aslinya, sehingga mudah untuk transportasi. Baterai dan tangki semprotan mudah ditukar, secara signifikan meningkatkan efisiensi pasokan daya dan cairan.

Payload Lebih Tinggi. Peningkatan Efisiensi.

Didukung oleh kinerja terbangnya yang luar biasa, tangki semprotan T16 dapat mengangkut hingga 16 L, dan lebar semprotan telah meningkat menjadi 6,5 m. Sistem penyemprotan memiliki 4 pompa pengiriman dan 8 alat penyiram dengan kecepatan semprot maksimum 4,8 L / menit. T16 dapat menyemprotkan 24,7 acre (10 hektar) [1] per jam. Sistem penyemprotan juga memiliki flow meter elektromagnetik baru, memberikan presisi dan stabilitas yang lebih tinggi daripada flow meter konvensional.

Radar Yang Lebih Canggih. Mudah Dioperasikan.

Sistem radar T16 yang ditingkatkan dapat merasakan lingkungan operasi di siang atau malam hari, tanpa terpengaruh oleh cahaya atau debu. Drone ini telah sangat meningkatkan keselamatan penerbangan dengan penghindaran rintangan maju dan mundur dan FOV horizontal (bidang pandang) 100 °, dua kali lipat drone pertanian DJI sebelumnya. T16 juga dapat mendeteksi sudut kemiringan dan menyesuaikannya secara otomatis bahkan di daerah pegunungan. Sistem radar inovatif ini mengadopsi teknologi Digital Beam Forming (DBF), yang mendukung pencitraan cloud titik 3D yang secara efektif merasakan lingkungan dan membantu menghindari rintangan.

Keunggulan DJI Agras T16 Dibandingkan Dengan Spraying Drone Lainnya

  • Efisiensi maksimum
  • Penyemprotan akurat
  • Mudah digunakan
  • Memiliki kecerdasan memori
  • Desain yang dapat dilipat
  • Memiliki sensor ketinggian
  • Dikendalikan dengan remot kontrol

SPESIFIKASI DJI AGRAS T16

Aircraft Frame

Diagonal Wheelbase1520 mm
Frame Arm Length625 mm
Dimensions1471mm x 1471mm x 482mm (arm unfolded, without propellers)780mm x 780mm x 482mm (arm folded)

Motor

Diagonal Wheelbase1520 mm
Frame Arm Length625 mm
Dimensions1471mm x 1471mm x 482mm (arm unfolded, without propellers)780mm x 780mm x 482mm (arm folded)

ESC

Max Allowable Current (Continuous)25 A
Operating Voltage12S LiPo
Signal Frequency30 to 450 Hz
Drive PWM Frequency12 kHz

Foldable Propeller

MaterialHigh-performance engineered plastics
Diameter / Pitch21×7.0 inch (533×178 mm)
Weight58 g

Liquid Tank

Volume10 L
Standard Operating Payload10 kg
Max Battery Size151mm x 195mm x 70mm

Nozzle

ModelXR11001
Quantity4
Max Spray Speed0.43 L/min (per nozzle, for water)
Spray Width4 – 6 m (4 nozzles, 1.5 – 3 m above the crops)
Droplet Size*XR11001: 130~250 μm*Droplet size may vary according to operation environment and spraying speed.

Flight Parameters

Total Weight (without batteries)8.8 kg
Standard Takeoff Weight22.5 kg
Max Takeoff Weight24.5 kg (@ sea level)
Max Thrust-Weight Ratio1.81 (with 22.5 kg takeoff weight)
Power BatteryDJI Designated Battery (MG-12000)
Max Power Consumption6400 W
Hovering Power Consumption3250 W (with 22.5 kg takeoff weight)
Hovering Time24 min (@ with 12.5 kg takeoff weight)10 min (@ with 22.5 kg takeoff weight)
Max Operating Speed8 m/s
Max Flying Speed22 m/s
Recommended Operating Temperature0 to 40℃

Remote Controller

ModelGL690B(Japan Only), GL658C
Operating Frequency2.400 – 2.483 GHz
Max Transmission Range (unobstructed, free of interference)1km
EIRP100 mW @ 2.4 GHz
Built-in Battery6000 mAh, 2S LiPo
ChargingDJI charger
Output Power9 W
Operating Temperature Range-10 to 40℃
Storage Temperature RangeLess than 3 months: -20 to 45℃More than 3 months: 22 to 28℃
Charge Temperature Range0 to 40℃

Remote Controller Charger

ModelA14-057N1A
Voltage17.4 V
Rated Power57 W

SUMBER :

https://www.dji.com/id/t16/info

Rumah Ramah Anak

Oleh : Sarah Sherida

Sudah yakin jika rumahmu ramah untuk bagi keluarga terutama anak-anak?

Rumah merupakan salah satu kebutuhan utama manusia selain makanan dan pakaian. Rumah adalah tempat kita berkumpul bersama keluarga, menghabiskan hari-hari kita, dan tempat untuk beristirahat dari lelahnya aktivitas sehari-hari.

Banyak orang berpendapat bahwa rumah merupakan tempat paling aman. Ya, ini tidak salah karena rumah memang mampu melindungi anggota keluarga dari hujan, badai, dan panas matahari.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menyediakan rumah atau tempat tinggal untuk keluarga. Apalagi jika memiliki anak. Rumah yang nyaman tidaklah cukup. Sebuah rumah juga harus aman untuk anak-anak, atau yang dikenal dengan rumah yang ramah anak.

Rumah ramah bagi anak tersebut memang sebaiknya memiliki ruangan terbuka. Hal itu agar membuat ruang-ruang di dalam rumah lebih cair sehingga ada interaksi. Karena itu, desain rumah juga perlu menjadi perhatian. Tak hanya itu, bahan membangun rumah ramah anak juga perlu dicermati agar aman bagi anak.

Selain desain dan bahan bangunan rumah ramah anak, ada juga hal lain yang perlu diperhatikan orangtua, apa saja hal-hal tersebut? Berikut kami berikan rangkumannya di bawah ini.

  • Gunakan Pelindung Stop Kontak
Image result for pelindung stop kontak

Hindari risiko tersengat listrik dengan memasang penutup pada stop kontak serta merapikan kabel-kabel yang terekspos.

  • Amankan Sudut Tajam Pada Furnitur

Pilihlah funitur dengan sudut tumpul atau gunakan pelindung dari plastik pada siku-siku furnitur yang tajam dan sekiranya membahayakan.

  • Singkirkan Barang Pecah Belah

Simpan semua barang pecah-belah di dalam lemari atau tempat-tempat yang tidak terlihat dan dapat dijangkau dengan mudah oleh anak-anak.

  • Gunakan Alas Karpet

Alasi seluruh permukaan lantai tempat bermain anak dengan karpet atau material lain yang berbahan lembut untuk menghindari risiko cedera sehingga apabila anak jatuh tidak langsung membentur lantai.

  • Memasang Pagar Pembatas

Memasang pembatas berbentuk pagar yang hanya bisa dibuka oleh orang dewasa terutama di daerah yang cukup berbahay seperti area dapur dan tangga.

  • Simpan Obat-obatan dan Bahan Kimia Lainnya

Pastikan semua obat dan benda dengan zat berbahaya tersimpan rapi di kotak penyimpanan barang yang telah terkunci dengan rapat.

  • Bebas Asap dan Polusi
Image result for breaking a cigarette

Salah satu kriteria utama rumah ramah anak adalah bebas dari asap rokok dan polusi lainnya. Hal ini penting dilakukan guna menjaga kesehatan lingkungan dan sang anak.

Sumber :

https://theurbanmama.com/articles/rumah-ramah-anak.html

https://www.99.co/blog/indonesia/rumah-ramah-anak/

https://www.sejasa.com/blog/rumah-ramah-si-kecil/

Canopy Height Model (Chm) Menggunakan Survei Fotogrametri Untuk Perhitungan Tinggi Pohon

Oleh : Rabby Awalludin, ST

Kemunculan fotogrametri dengan menggunakan pesawat nirawak (UAV) menjadi jalan baru penggunaan metode fotogrametri dalam analisis lingkungan seperti lingkungan hutan dan daerah sulit terjamah oleh metode akuisisi lainnya. Jika dibandingkan dengan pengukuran fotogrametri dengan kamera metric dan penerbangan dengan ketinggian tinggi maupun dengan survey berbasis LiDAR, metode ini tetap memiliki resolusi spasial dan temporal yang tinggi [1].

CHM atau Canopy Height Model merupakan representasi dari tinggi pohon pada wilayah pengukuran. Tinggi pohon diukur melalui jarak antara ground (permukaan) dengan titik tertinggi pohon. Untuk daerah dengan tutupan lahan yang secara keseluruhannya merupakan pepohonan, tidak diperlukan tindakan lebih lanjut sebelum CHM dikalkulasi. Beda hal jika terdapat perumahan atau bangunan dalam area tersebut, untuk kondisi ini diperlukan pembersihan terlebih dahulu data tersebut.

Muncul pertanyaan, apa saja yang dapat kita lakukan dengan adanya CHM ini? Banyak pemanfaatan yang dilakukan oleh berbagai pihak dalam berbagai fungsi pemetaan dan analisis spasial (keruangan). Beberapa diantaranya sebagai berikut [2]:

  1. Evaluasi resiko tinggi vegetasi terhadap saluran listrik
  2. Memantau penebangan dan pemulihan hutan
  3. Menilai kesesuaian habitat untuk satwa liar
  4. Mengidentifikasi lokasi pohon-pohon yang memenuhi syarat masuk dalam kategori pohon besar (klasifikasi pohon hutan)
  5. Mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan pohon hutan industri

CHM merupakan hitungan turunan dari Digital Elevation Model (DEM) dan Digital Surface Model (DSM). Nilai CHM dapat diketahui dengan banyak cara, salah satunya adalah dengan melakukan pengurangan nilai DSM oleh DEM. DSM yang merupakan representasi dari nilai ketinggian keseluruhan objek di permukaan bumi dihilangkan permukaan tanahnya (ground) oleh DEM sehingga dihasilkan nilai ketinggian dari objek yang dihitung nol dari permukaan tanah. Secara singkat perhitungan nilai CHM dilakukan dengan cara berfikir seperti berikut:

DSM – DEM = CHM

Sebelum dapat menghasilkan nilai CHM dari DSM dan DEM, tentunya terdapat beberapa langkah dan metode yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Sebelum menghasilkan nilai DSM, diperlukan data PointCloud, yang dapat dihasilkan dengan menggunakan metode fotogrametri maupun LiDAR. Secara singkat dengan menggunakan metode fotogrametri dapat dijelaskan sebagai berikut [3]:

Dilakukan aerial triangulation untuk mendapatkan nilai posisi dan ketinggian objek dari foto-foto yang diambil dengan menggunakan metode fotogrametri. Hasil ini berupa Sparse Point Cloud yang merupakan titik jarang yang merepresentasikan posisi suatu objek.


Nilai titik jarang tersebut kemudian diperbanyak sehingga menghasilkan titik-titik dengan kerapatan padat yang disebut dengan istilah Dense Point Cloud.

Interpolasi Dense Point Cloud yang menghasilkan Digital Surface Model (DSM)

Dilakukan proses klasifikasi, otomatis maupun manual yang menghasilkan data ketinggian Ground (DEM)

Kombinasi antara DSM dan DEM sehingga menghasilkan CHM

Perhitungan nilai CHM dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak ArcGIS, Global Mapper, Simactive, dan perangkat lunak pengolahan data spasial lainnya. Perhitungan dilakukan secara otomatis dengan menggunakan bahasa pemrograman yang terdapat pada masing-masing perangkat lunak.

Nilai ketelitian dari tinggi pohon yang diperoleh dengan menggunakan CHM dapat diperoleh dengan cara membandingkan beberapa sampel yang sama antara CHM dan data lapangan yang dipilih secara acak. Nilai ketelitian dari CHM sangat berpengaruh terhadap beberapa faktor, diantaranya:

·         Nilai GSD (Ground Sample Distance)

Seperti yang kita ketahui bersama, nilai GSD merupakan ukuran resolusi piksel dari hasil foto udara, baik foto udara dengan kamera metrik maupun foto udara dengan kamera non metrik. Model permukaan bumi terbentuk dari data elevasi digital dalam tiga dimensi (X, Y, Z). Data elevasi digital ini disimpan dalam format piksel grid (raster). Setiap piksel mempunyai nilai elevasi yang mewakili ketinggian titik di permukaan bumi. Semakin besar nilai GSD pada foto udara, maka resolusi spasial yang dihasilkan akan semakin rendah, dan tingkat kedetailan dari objek-objek pada foto udara akan semakin berkurang [4]. Jika GSD yang digunakan besar (resolusi rendah), nilai tinggi yang direpresentasikan oleh CHM menjadi buruk. Hal ini dipengaruhi dengan besarnya GSD, nilai tertinggi sebenarnya dari pohon tidak dapat didefinisikan dengan jelas. Sehingga representasi hasil tinggi kurang atau tidak mendekati nilai tinggi sebenarnya di lapangan.

·         Kualitas GCP

Kualitas Ground Control Point atau GCP juga ikut andil dalam ketelitian dari CHM yang dihasilkan. GCP berpengaruh dalam menentukan kedekatan posisi termasuk posisi horizontal dan vertikal dari objek pengamatan dalam hal ini pohon. Semakin baik kualitas GCP, maka akan semakin baik pula posisi dari objek pengamatan, yang secara langsung juga berpengaruh terhadap nilai CHM yang dihasilkan.

 ·         Nilai Pembanding

Nilai ketelitian hasil suatu metode didapatkan dengan membandingkan dengan hasil metode lainnya. Namun nilai pembanding tersebut harus memiliki nilai yang lebih dipercaya sehingga jika hasil metode yang dibandingkan semakin mendekati pembanding, maka metode tersebut dapat digunakan. Misalkan nilai CHM dibandingkan dengan hasil pengukuran lapangan. Metode perhitungan yang dilakukan dalam pengukuran lapangan haruslah metode yang memiliki nilai kepercayaan yang dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.

Jonathan Lisein, Stephanie Bonnet and Philippe Lejeune dari Universitas Liege – Gembloux Agro-Biotech melakukan penelitian mengenai ketelitian CHM dengan menggunakan metode fotogrametri dengan pesawat nirawak (UAV) yang dibandingkan dengan pengukuran tinggi di lapangan [3] . Didapatkan hasil seperti pada tabel berikut :

Resolusi/GSDRMSE
25cm2.1m

Dari hasil yang didapatkan, dapat ditarik kesimpulan berupa:

  1. Penggunaan DEM dengan resolusi rendah dan akurasi yang tidak diketahui merusak nilai presisi dari DSM itu sendiri.
  2. Rekonstruksi Tiga Dimensi pohon rapat dengan menggunakan foto bergantung pada kuat dan arah angin yang menyebabkan pergerakan daun, serta pengulangan bentuk pada kanopi hutan yang padat dan berdaun lebar, keduanya dapat menghambat/membingungkan dalam proses pembentukan dense point cloud.
  3. Hasil co-registrasi DSM dan DTM untuk kawasan hutan tidak ketat secara ilmiah, karena kurangnya visibilitas tanah (tinggi vegetasi = 0) pada DSM.
  4. Penggunaan fotogrametri untuk kawasan hutan rentan terhadap error, karena nilai tanah dibawah pohon tidak terlihat.

Kerapatan point cloud dapat mempengaruhi ketelitian dari nilai tinggi yang dihasilkan. Dapat terlihat pada gambar berikut:

Sumber : www.mpdi.com

Secara keseluruhan, metode menentukan ketinggian pohon (CHM) dengan menggunakan metode survei fotogrametri cukup efektif dan efisien jika dilakukan untuk menghasilkan data dengan ketelitian yang cukup baik. Untuk dapat memastikan layak atau tidaknya metode ini dilakukan, diperlukan pemilihan metoda akuisisi dan pengolahan data yang tepat seperti proses klasifikasi point cloud, spesifikasi alat, nilai GSD yang digunakan, metode pembanding yang digunakan, penggunaan parameter dalam pengolahan data pada perangkat lunak pengolahan data yang digunakan, dsb.

Sumber Referensi :

[1] Watts A.C., Ambrosia V.G., Hinkley E.A. [2012]. Unmanned Aircraft Systems in Remote Sensing and Scientific Research: Classification and Considerations of Use. Remote Sensing 4 (6), 1671–1692.

[2] https://www.earthdefine.com/spatialcover_chm/

 [3] https://orbi.uliege.be//bitstream/2268/129781/1/ModeleNumCanopee_drone_poster.pdf

 [4] https://www.handalselaras.com/ground-sampling-distance-gsd/

PRESISI VS AKURASI PADA DATA LIDAR

Tike Aprillia Hartini

Keyword: presisi, akurasi, LiDAR (Light Detection and Ranging).

Dalam melakukan suatu pengukuran, untuk memastikan hasil ukuran yang didapatkan baik atau tidak digunakan istilah presisi dan akurasi. Presisi adalah tingkat konsistensi dari pengamatan yang ditentukan dari besarnya perbedaan dalam nilai data yang dihasilkan. Presisi sangat ditentukan oleh kestabilan kondisi pengamatan, kualitas alat, kemampuan dari pengamat, dan prosedur pengamatan. Sedangkan akurasi adalah tingkat kedekatan dari nilai pengamatan dengan nilai sebenarnya. Nilai sebenarnya dari suatu pengukuran tidak pernah dapat ditentukan, sehingga akurasi selalu tidak diketahui. [1] Namun, untuk mendekati nilai yang dianggap benar sering kali digunakan nilai rata-rata dari keseluruhan data yang diukur. Sehingga, hasil pengukuran akan memiliki tingkat akurasi yang tinggi apabila mendekati nilai rata-rata. Perbedaan presisi dan akurasi dapat dilihat pada ilustrasi di bawah ini:

Gambar 1. Akurasi dan Presisi.[1]

(1a) Akurat dan Presisi, (1b) Akurat, (1c) Presisi, (1d) Tidak Akurat dan Tidak  Presisi.

Presisi dan akurasi pun sering dikaitkan dengan kesalahan sistematis dan kesalahan acak. Kesalahan sistematis adalah kesalahan dengan kecenderungan menggeser semua pengukuran secara sistematis, sehingga nilai rata-rata secara konstan bergeser atau bervariasi dan dapat diprediksi perubahannya serta dapat dikoreksi. Sedangkan kesalahan acak adalah kesalahan dengan variasi nilai kesalahannya tidak terduga dan tidak dapat dikoreksi. Kesalahan acak ini dapat disebabkan karena faktor lingkungan di tempat pengukuran, seperti terjadi kebisingan, adanya kabut, dan getaran sehingga mempengaruhi hasil pengukuran. Apabila hasil pengukuran memiliki nilai akurasi yang rendah, maka kemungkinan besar terdapat kesalahan sistematis pada alat pengukuran. Sehingga diperlukan kalibrasi pada alat tersebut. Apabila hasil pengukuran memiliki nilai presisi yang rendah, kemungkinan besar terdapat kesalahan acak pada pengukuran yang dilakukan.

Dalam pengukuran LiDAR, presisi dan akurasi dapat dilihat dari sebaran data point cloud yang dihasilkan antar jalur terbang. Keakuratan data LiDAR dapat dilihat dari tingkat kedekatan point cloud dengan posisi aktual dari lingkungan yang dijelaskan. Sedangkan kepresisian dari data LiDAR dapat dilihat dari tingkat kekonsistenan point cloud antar jalur terbang pada titik yang sama. Sehingga, untuk mendapatkan nilai presisi ini harus dilakukan pengukuran lebih pada suatu objek. Oleh karena itu, pada saat melakukan akuisisi data lidar diperlukan pertampalan antar jalur terbang (sidelap dan overlap). Data LiDAR yang memiliki tingkat presisi yang tinggi akan menghasilkan point cloud yang lebih tipis karena memiliki jarak antar point cloud yang kecil dan memiliki sedikit noise.[2] Ilustrasi dari akurasi dan presisi dari data LiDAR dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Akurasi dan Presisi.[2]

Sehingga untuk mendapatkan hasil pengukuran yang mendekati nilai sebenarnya, kesalahan sistematik maupun acak harus dihindari agar tingkat akurasi dan presisi dari data yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. 

DAFTAR REFERENSI:

[1] Ghilani, Charles D dan Wolf, Paul R. 2006. Adjusment Computations Spatial Data Analysis. United States of America.

[2] Accuracy vs Precision. https://www.yellowscan-lidar.com/knowledge/wait-accuracy-vs-precision-isnt-rocket-science/?utm_source=hs_email&utm_medium=email&utm_content=81181499&_hsenc=p2ANqtz-9lnwORNL6_GfpxQre3qYVG3_Ykh7ZPDIctygB9BjeMocx-SeKScUmQ1DfHAia-2NGsymbjAHnuo2GoSb_CU-52hPyIMZV-oNjj-oPVj6w23CPnSpk&_hsmi=81181499, diakses pada tanggal 3 Februari 2020.