Pos

Mengenal Survei Thermal

Oleh: Arszandi Pratama, S.T, M.Sc, Rabby Awalludin S.T, Tike Aprillia S.T, dan Dandy Muhamad Fadilah, S.T

Pernahkan terlintas bagaimana PLN dapat melakukan pengecekan suhu panas di Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi/SUTET? Jawabannya adalah dengan Survei Thermal. Survei Thermal sangat berperan penting dalam melakukan survei pengecekan suhu panas. Kemudahan teknologi saat ini yang berkembang dengan pesat berperan penting dalam survei thermal. Apa itu survei thermal? Sektor apa saja yang membutuhkan jasa survei thermal? Yuk kita bahas lebih lanjut.

Mengenal Survei Thermal

Energi thermal atau energi panas dihasilkan ketika terjadi kenaikan suhu/ Bentuk energi yang dihasilkan ketika suatu zat di mana atom dan molekul bergetar dengan kecepatan yang lebih cepat, akibat kenaikan suhu. Penginderaan thermal merupakan pola radiasi objek yang tak terlihat dikonversi menjadi gambar yang terlihat dan gambar ini disebut termogram atau gambar thermal. Gambar thermal dapat diperoleh dengan menggunakan sensor portabel, genggam atau thermal yang digabungkan dengan sistem optik yang dipasang pada pesawat atau satelit. Teknologi ini adalah teknik non-invasif, non-kontak dan non-destruktif yang digunakan untuk menentukan sifat thermal dan fitur dari setiap objek yang menarik dan karenanya dapat digunakan untuk berbagai bidang, di mana panas dihasilkan atau hilang dalam ruang dan waktu.

Dalam proses pelaksanaannya, survei thermal dilakukan dengan menggunakan kamera thermal beresolusi tinggi yang memungkinkan melihat di luar spektrum yang dapat terlihat dan mendeteksi tanda panas. Industri seperti konstruksi, pertanian, kelistrikan, atap, dan lain sebagainya menggunakan citra thermal untuk menemukan masalah yang tidak terlihat oleh mata.

Tujuan Dari Survei thermal:

  1. Mendeteksi kehilangan panas.
  2. Menemukan kerusakan pada peralatan.
  3. Menemukan kebocoran atau titik pembuangan air limbah.
  4. Mendeteksi manusia dan hewan di area yang sangat luas.
  5. Evaluasi efisiensi thermal bangunan.
  6. Mencari objek dengan suhu tinggi: sumber api, peralatan yang terlalu panas, yang tidak terlihat pada foto biasa. dan lain sebagainya.

Kegunaan Survei Thermal Di Berbagai Bidang Industri 

Sumber: PT Kreasi Handal Selaras
  1. Survei Thermal Untuk Saluran Listrik, Survei thermal pada peralatan distribusi listrik dapat mengidentifikasi potensi masalah jauh sebelum adanya kerusakan.Biasanya survei dilakukan untuk mendukung:
  • Menugaskan switchgear baru.
  • Kegiatan pemeliharaan prediktif (mencari sambungan dan bagian yang berisiko mengalami panas berlebih, menemukan koneksi yang longgar atau perangkat yang mulai gagal).
  • Rekomendasi penilaian risiko kebakaran.
  1. Survei Thermal Untuk Bangunan, thermal bangunan adalah satu-satunya cara non-intrusif untuk menemukan insulasi yang hilang dan jembatan thermal di dalam struktur bangunan, seperti:
  • Identifikasi penghematan energi.
  • Pengecekan peralatan HVAC (Heating Ventilation dan Air-Conditioning).
  1. Survei Thermal Untuk Mekanik, inspeksi thermal peralatan mekanis mengidentifikasi masalah sebelum terjadikerusakan dan dapat mengurangi waktu henti mesin yang tidak direncanakan. Tujuannya adalah:
  • Membantu dalam penjadwalan instalasi baru.
  • Penilaian kinerja dasar.
  • Strategi Pemeliharaan Prediktif.
  1. Survei Thermal Untuk Minyak dan Gas Lepas Pantai
  2. Survei Thermal Untuk Deteksi Kebocoran dan kelembaban, Pencitraan thermal menyediakan metode non-destruktif untuk memahami sejauh mana dalam menemukan sumber kebocoran pipa bawah permukaan atau masuknya uap air ke dalam bangunan:
  • Membatasi kerusakan yang tidak perlu pada penutup lantai.
  • Dilakukan untuk mendukung klaim asuransi.
  • Commissioning gedung baru.
  1. Survei Thermal Untuk Pertanian, Dalam sektor pertanian banyak hal yang dapat dilakukan dengan teknik survei thermal.  Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan:
  • Pemantauan rumah kaca.
  • Membuat penjadwalan irigasi.
  • Pembibitan.
  • Mendeteksi hama.
  • Mengevaluasi kematangan buah-buahan.
  • Mendeteksi memar pada buah-buahan.
  1. Survei Thermal Untuk Suhu Permukaan Tanah.

Land Surface Temperature (LST) adalah Suhu pada permukaan bumi yang merupakan hasil pantulan objek yang terekam oleh citra satelit pada waktu tertentu. LST dapat didefinisikan juga sebagai suhu permukaan rata – rata yang digambarkan dalam cakupan suatu piksel dengan berbagai tipe permukaan yang berbeda. Besarnya nilai LST dipengaruhi oleh panjang gelombang. Panjang gelombang yang paling sensitif terhadap suhu permukaan adalah inframerah thermal. Namun, pada dasarnya setiap panjang gelombang akan sensitif terhadap respon perubahan suhu yang mempengaruhi nilai pantul objek. Untuk dapat mengetahui informasi LST, dilakukan proses identifikasi suhu permukaan tanah dengan memanfaatkan gelombang thermal.

Survei pencitraan termal yang dilakukan PT.KHS dapat membantu Anda untuk mengidentifikasi kerusakan peralatan, pengecekan kerusakan pada komponen pembangkit listrik yang terletak di atas lahan yang luas, atau permasalahan lain yang membutuhkan kamera thermal dengan cepat, sehingga anda dapat dengan segera mengambil tindakan perbaikan.

Keunggulan dari jasa survei thermal kami adalah penggunaan teknologi canggih yaitu UAV dengan sensor H20T, sehingga proyek dapat selesai lebih efektif, efisien, akurat dengan harga yang bersahabat. Kami juga didukung dengan pilot yang handal dan bersertifikat sehingga anda tidak perlu khawatir terkait hasil dan keamanan saat proses survei. Tunggu apa lagi? Silahkan hubungi kami, PT. Kreasi Handal Selaras yang dapat memenuhi kebutuhan survei thermal perusahaan anda. 

Segera Hubungi kami! Untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang Jasa Survei Thermal. Paket informasi lengkap dapat disediakan berdasarkan permintaan.

REFERENSI

  1. Faradiva, Fella. Dkk. 2020. Land Surface Temperature (Lst) dalam https://www.handalselaras.com/land-surface-temperature-lst/ diakses pada 11 November 2022.
  2. Full Drone Solutions. 2019. Inspeksi Thermal secara Live dengan Dronedeploy dalam https://www.fulldronesolutions.com/inspeksi-thermal-secara-live-dengan-dronedeploy/ diakses pada 11 November 2022.
  3. Geoscan. Thermal Imaging survei dalam https://www.geoscan.aero/en/services/teplovizor diakses pada 10 November 2022.
  4. https://skyrevolutions.co.uk/thermal-imaging-surveys/ diakses pada 10 November 2022.
  5. Red Current. Thermographic surveis dalam https://www.red-current.com/thermal-imaging-surveys diakses pada 10 November 2022.
  6. Heli surveis. Thermal Imaging surveis dalam https://www.helisurveys.com.au/thermal-surveys diakses pada 10 November 2022.
  7. Fakultas Teknik Universitas Medan Area. 2020. Energi Termal (Energi Panas) dalam https://mesin.uma.ac.id/2020/03/08/energi-termal/ diakses pada 10 November 2022.
  8. Bagaimana cara kerja dan aplikasi thermal Imaging dalam https://www.kucari.com/bagaimana-cara-kerja-dan-aplikasi-thermal-imaging/ diakses pada 10 November 2022.

Mempelajari Highest And Best Uses Analysis (HBU)

Oleh: Arszandi Pratama, S.T., M.Sc., M. Yusuf Fernaldy, S.Bns., dan Dandy Muhamad Fadilah, S.T.

Dalam melakukan optimalisasi dan penilaian aset, anda dapat menggunakan analisis Highest And Best Uses Analysis. Dengan menggunakan metode analisis tersebut, kita dapat memperoleh nilai dari properti yang hendak atau sudah kita investasikan. Metode analisis tersebut dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti: Apakah properti tersebut layak, tidak layak, ataupun impas sehingga kita dapat mengetahui estimasi awal dari harga jual, harga beli, atau harga sewa properti. Jika sudah mengetahuinya, maka dapat melanjutkan tahap lainnya apabila ingin membangun properti. Berikut beberapa hal terkait Highest And Best Uses Analysis:

Pengertian

Highest And Best Uses Analysis selanjutnya ditulis analisis HBU merupakan sebuah konsep yang sangat dikenal dalam bidang manajemen aset real property, baik dalam hal optimalisasi aset maupun penilaian aset. Analisis HBU adalah analisis terhadap kegunaaan terbaik dan tertinggi dari suatu bidang tanah kosong (vacant land) ataupun tanah yang dianggap kosong (land as vacant).

Berikut manfaat dari HBU analisis, diantaranya:

  1. Dapat dijadikam acuan dalam rencana pengembangan tanah (bagi pemilik tanah), dan menjadi acuan dalam menawarkan kerjasama pengembangan dengan pihak investor.
  2. Sebagai acuan untuk para investor dalam melakukan penawaran kerja sama akan rencana pengembangan suatu tanah.
  3. Menjadi acuan bagi para Konsultan Investment Arranger dalam menjalankan perannya sebagai mediasi terhadap rencana kerjasama pengembangan suatu tanah.
  4. Berguna untuk acuan para Konsultan Perencana (Arsitek) dalam melakukan perencanaan pengembangan suatu tanah.

Analisis ini meliputi empat hal pokok yaitu, analisis kelayakan secara fisik (physically feasible), analisis kelayakan secara peraturan (legally permissible), analisis kelayakan secara keuangan (financially feasible), dan analisis produktivitas yang maksimal (maximally productive). Sebuah properti dikatakan telah memenuhi kriteria HBU bilamana secara fisik dimungkinkan, diizinkan secara peraturan, layak secara finansial, dan dapat memberikan hasil yang paling maksimal.

  1. Analisis Kelayakan Secara Fisik berkaitan dengan apakah suatu properti (bangunan) atau alternatif properti layak untuk didirikan di atas satu bidang tanah tertentu dengan karakteristik tanah yang tertentu pula. Karakteristik fisik tanah berupa lokasi, luas, bentuk, kontur, ataupun sifat tanah sangat berpengaruh terhadap alternatif property yang dapat dikembangkan di atasnya. Secara sederhana, sebuah hotel berbintang tidak layak dibangun di atas tanah yang luasnya hanya 3.000 m2. Namun, tanah dengan luas 3.000 m2 terlalu berlebihan untuk dibangun sebuah rumah tinggal. Beberapa hal yang dapat dilakukan pada saat akan menganalisis kelayakan secara fisik: bentuk dan ukuran lahan, utilitas umum, lokasi dan aksesibilitas. Kriteria memungkinkan secara fisik meliputi : (1) Bentuk tanah dan ukuran, (2) Topografi tanah (3) Lokasi tanah / Letak tanah (4) Sarana dan Prasarana/ Aksesibilitas.
  2. Analisis Kelayakan Secara Peraturan berkaitan dengan apakah suatu properti ataupun alternatif properti yang akan dikembangkan di atas suatu bidang tanah tertentu didukung atau diizinkan oleh ketentuan peraturan yang ada. Ketentuan peraturan berupa zoning (peruntukan tanah), building code (GSB, KDB (Koefisien Dasar Bangunan), KLB (Koefisien Luas Bangunan), KDH (Koefisien Dasar Hijau) ketinggian maksimal bangunan) dan ketentuan tentang RTRW/RDTR serta peraturan berkaitan dengan lalu lintas dan lingkungan hidup sangat berpengaruh terhadap alternatif properti yang dapat dikembangkan. 
  3. Analisis Kelayakan Secara Keuangan berkaitan dengan apakah properti ataupun alternatif properti dapat memberikan keuntungan atau pendapatan bersih (net income) yang positif. Analisis ini biasanya dilakukan setelah dua analisis yang pertama tersebut di atas dilakukan. Untuk menentukan kelayakan secara keuangan, perlu diestimasi dan diekspektasikan dari setiap potensial kegunaan terbaik dan tertinggi. Prospek masa depan dapat diestimasi dengan cara membandingkan dengan properti sejenis yang sudah berjalan. Analisis pasar, mikro dan makro ekonomi sangat diperlukan. Selanjutnya, hal-hal yang juga harus diperhatikan adalah mengenai pendapatan potensial (potential income), tingkat kekosongan (vacancy rate), biaya operasi (operating cost), pendapatan bersih (net income), dan tingkat pengembalian (discount rate/capitalization rate). Sebuah properti dikatakan layak secara keuangan bilamana dapat memberikan pendapatan bersih yang positif. Seberapa besar pendapatan bersih yang dapat dikatakan layak sangat tergantung pada preferensi masing-masing investor.
  4. Analisis Produktivitas Yang Maksimal. Sebuah properti atau alternatif properti dikatakan memiliki produktivitas yang maksimal bilamana memiliki tolak ukur finansial yang lebih baik dibanding properti atau alternatif properti lainnya. Tolak ukur finansial yang biasanya digunakan adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period, Return on Investment (ROI), Benefit Cost Ratio. Bilamana dua atau lebih alternatif properti sama-sama menunjukan hasil analisis layak secara fisik, diizinkan secara peraturan, dan layak secara keuangan, maka alternatif properti yang memenuhi kriteria HBU adalah alternatif properti yang memiliki tolok ukur finansial yang lebih baik dibanding alternatif properti lainnya. Berikut rumusnya:
  • Net Present Value (NPV)

Net Present Value merupakan metode analisis keuangan yang memperhatikan adanya perubahan nilai uang karena faktor waktu; proyeksi arus kas dapat dinilai sekarang (periode awal investasi) melalui pemotongan nilai dengan faktor pengurang yang dikaitkan dengan biaya modal (persentase bunga) (Subagyo, 2007). Proyek akan dinilai layak jika NPV bernilai positif dan dinilai tidak layak jika NPV bernilai negatif. Rumusan yang biasa digunakan dalam menghitung NPV adalah sebagai berikut :

Keterangan:

NPV : Nilai sekarang bersih

(C)t : Arus kas masuk tahun ke-t

(Co)t : Arus kas keluar tahun ke-t

n : umur unit usaha hasil investasi

i : Arus pengembalian (rate of return)

t : waktu

  • Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return merupakan metode penilaian kelayakan proyek dengan menggunakan perluasan metode nilai sekarang. Pada posisi NPV = 0 akan diperoleh tingkat persentase tertentu. Proyek dinilai layak jika IRR lebih besar dari persentase biaya modal (bunga kredit) atau sesuai dengan persentase keuntungan yang ditetapkan oleh investor, dan sebaliknya, proyek dinilai tidak layak jika IRR lebih kecil dari biaya modal atau lebih rendah dari keinginan investor (Subagyo, 2007).

Dimana :

i1 = discount factor (tingkat bunga) pertama dimana diperoleh NPV positif

i2 = discount factor (tingkat bunga) kedua dimana diperoleh NPV negative.

NPV+ = NPV bernilai positif

NPV- = NPV bernilai negatif

Jika IRR lebih besar (>) dari bunga pinjaman, maka diterima

Jika IRR lebih kecil (<) dari bunga pinjaman, maka ditolak

  • Metode Payback Period (PP) merupakan metode yang digunakan untuk menghitung lama periode yang diperlukan untuk mengembalikan uang yang telah diinvestasikan dari aliran kas masuk (Proceeds) tahunan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut. Apabila proceeds setiap tahunnya jumlahnya sama maka Payback Period (PP) dari suatu investasi dapat dihitung dengan cara membagi jumlah investasi (outlays) dengan proceeds tahunan, dalam hal ini digunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

n: tahun terakhir dimana kas yang masuk belum dapat menutup investasi awal

a: jumlah investasi awal

b: jumlah investasi pada tahun ke n

c: jumlah kumulatif kas pada tahun ke n + 1

  • Return On Investment (ROI)

Return On Investment (ROI) merupakan rasio yang menunjukkan hasil dari jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen. Rasio ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikan dengan mengabaikan sumber pendanaan, rasio ini biasanya diukur dengan persentase. Setiap investasi yang bernilai ROI positif dapat dianggap sebagai investasi yang memberikan pengembalian yang baik. ROI positif menandakan bahwa total biaya investasi dapat dikembalikan dan juga dapat memperoleh laba dari sisa biaya investasi tersebut. Sedangkan ROI negatif menunjukan pendapatan yang didapatnya tidak dapat menutupi total biaya investasi yang dikeluarkannya. ROI dapat dirumuskan sebagai berikut:

  • Benefit Cost Ratio

Metode Benefit Cost Ratio (BCR) memberikan penekanan pada nilai yang memberikan perbandingan antara manfaat (benefit) yang akan diperoleh dengan aspek biaya dan kerugian yang akan ditanggung (cost) pada suatu investasi.

BCR=Benefit/Cost atau ( ∑Benefit )/( ∑Cost ) Apabila

BCR > 1 maka investasi layak (Feasible)

BCR < 1 maka investasi tidak layak (Unfeasible)

Penutup

Untuk mengetahui nilai dan optimalisasi atas properti yang akan dijual, dibeli, ataupun disewakan, beberapa tahapan dalam analisis Highest And Best Uses Analysis dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan. Semua aspek yang dianalisis merupakan aspek penting yang dapat menjadi pertimbangan penilaian dan optimalisasi properti. Dengan begitu, kita dapat mencari alternatif penjualan, pembangunan, pembelian, ataupun sewa properti.

PT.KREASI HANDAL SELARAS merupakan jasa konsultan yang bergerak di bidang Arsitektur & Manajemen Konstruksi menawarkan PERENCANAAN ARSITEKTURAL, PERENCANAAN DED, MANAJEMEN KONSTRUKSI. Dengan keunggulan SDM yang handal dan berpengalaman serta harga yang bersahabat, kami siap membantu anda. Tunggu apa lagi? Silahkan hubungi kami, PT. Kreasi Handal Selaras yang dapat memenuhi kebutuhan arsitektur dan manajemen konstruksi perusahaan anda.

Untuk informasi lebih lanjut tentang Jasa Arsitektur dan Manajemen Konstruksi, silakan hubungi kontak yang tertera di website kami. Paket informasi lengkap dapat disediakan berdasarkan permintaan.

REFERENSI

  1. Haeruddin, R. (2021). Pengaruh Manajemen Aset Terhadap Optimalisasi Pemanfaatan Aset Tetap Di Provinsi Sulawesi Barat. Universitas Hasanuddin. Makassar.
  2. Ahliwan, Dkk. (2015). Analisis Kelayakan Investasi Properti Pembangunan Ruko Dengan Sistem Bangun Bagi (Studi Kasus Lahan Di Jalan Danau Sentarum Kota Pontianak). Vol.1, No.1. Universitas Tanjung Pura. 
  3. Lestari, D. (2021). Pengaruh Manajemen Aset Terhadap Optimalisasi Aset Tetap Pada Pemerintah Daerah Kota Palopo (Studi Empiris di BPKAD Kota Palopo). Universitas Muhamdiyah Palopo.
  4. Siahaan T.G. Dkk. (2019) Analisis Optimalisasi Aset Milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Studi Kasus Tanah Bekas Bangunan Uptd Metrologi Di Jalan Sam Ratulangi Nomor 87 Manado). Universitas Sam Ratulangi. Manado
  5. Modul Pemeriksaan Industri Real Estate. (2013). Direktorat Jenderal Pajak
  6. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-serang/baca-artikel/14316/Penilaian-Menggunakan-Metode-Perbandingan-Data-Pasar-untuk-Pemindahtanganan-dan-Pemanfaatan-Barang-Milik-Negara-BMN.html#:~:text=Dalam%20pelaksanaannya%2C%20Pendekatan%20data%20Pasar,yang%20terkait%20melalui%20proses%20perbandingan. Diakses pada 2 Oktober 2022.
  7. https://prodi4.stpn.ac.id/wp-content/uploads/2020/2020/Modul/Semester%203/Penilaian%20Bidang/Modul%202.%20Pendekatan%20Perbandingan%20Data%20Pasar.pdf Diakses pada 2 Oktober 2022.
  8. https://grapadikonsultan.co.id/hbu-manfaat-analisis-dan-tujuan/ Diakses pada 25 Oktober 2022.

Mengenal Tahapan Cut And Fill Dalam Persiapan Lahan

Oleh: Arszandi Pratama, S.T, M.Sc, Tike Aprillia S.T dan Dandy Muhamad Fadilah, S.T

Dalam persiapan lahan untuk gedung atau konstruksi lainnya seperti jalan, bendungan, dan lainnya proses Cut and Fill sangat lah penting.  Cut and fill merupakan salah satu istilah dalam konstruksi yang dikenal dengan menggali dan menimbun. Jadi Cut and Fill merupakan proses pengerjaan tanah dimana sejumlah material baik tanah maupun bebatuan yang diambil dari tempat tertentu dan kemudian dipindahkan ke tempat lain agar tercipta elevasi yang diinginkan. Oleh karena itu, sebelum pengerjaannya dibutuhkan pengukuran dan perhitungan yang teliti. Proses ini umumnya dilakukan pengembang untuk melakukan perataan lahan yang berkontur sehingga pembangunan kawasan perencanaan lebih efisien.

Tujuan Cut and Fill

Umumnya tujuan Cut and Fill adalah untuk menciptakan permukaan tanah yang lebih rata agar proses konstruksi pembangunan lebih mudah. Berikut beberapa tujuan dari cut and fill:

  1. Mencegah terjadinya penurunan permukaan tanah
  2. Meratakan permukaan tanah
  3. Menyangga bebatuan di sekelilingnya agar tidak longsor atau amblas
  4. Memberikan akses ke area lain.

Faktor Yang Mempengaruhi Proses Cut And Fill

Dalam proses Cut and fill, ada banyak faktor yang mempengaruhi prosesnya. Salah satunya adalah kondisi tanah. Inilah salah satu bagian penting dalam konstruksi dimana tanah sendiri merupakan material yang terdiri dari agregat mineral-mineral padat. Material tersebut tersementasi satu sama lain disertai dengan bahan organik yang melapuk serta zat cair dan gas yang akan mengisi ruang antara partikel padat dalam tanah. Salah satu contoh jenis tanah adalah lempung. Tanah ini sifatnya adalah kohesif dan plastis. Kondisi material tersebutlah yang bisa mempengaruhi volume tanah serta proses pendistribusiannya. Keadaaan material tersebut bisa digambarkan ke dalam beberapa kondisi, yaitu:

  • Keadaan asli, maksud dari “keadaan asli” adalah suatu kondisi material sebelum dilakukan pengerjaan atau ketika masih dalam ukuran alam. Keadaan inilah yang digunakan sebagai dasar perhitungan jumlah pemindahan.
  • Keadaan lepas adalah suatu kondisi tanah setelah diadakan pengerjaan. Contohnya adalah tanah yang berada di depan dozer blade ataupun di atas dump truck. Dalam kondisi ini ada penambahan rongga udara di antara butiran-butiran tanah. Hal ini membuat volume menjadi lebih besar.
  • Keadaan padat, keadaan ini adalah ketika material ditimbun dan dilakukan proses pemadatan. Pada kondisi ini maka terjadi perubahan volume karena adanya penyusutan rongga udara diantara partikel-partikel tanah yang membuatnya berubah ukuran meskipun beratnya tetap. Volume tanah setelah dilakukan pemadatan bisa jadi lebih besar maupun lebih kecil yang tergantung pada usaha pemadatan yang dilakukan.

Pada kedua proses cut and fill, maka dibutuhkan alat berat. Operator khusus juga dibutuhkan dalam pendistribusian tanah ini. Hal ini akan mendukung kerja konstruksi khususnya dalam mengawali sebuah proyek. Hal ini akan menjadi salah satu faktor penentu besaran budget proyek sampai dengan keberhasilan konstruksi yang dijalankan.

Pengaplikasian Metode Cut And Fill

  • Contoh pengaplikasian cut and fill yaitu saat pembukaan lahan baru, dimana sebelum melakukan kegiatan konstruksi bangunan akan dilakukan proses cut and fill agar sesuai dengan level yang diinginkan. Misalnya pembangunan gedung baru, pembuatan pondasi dan pekerjaan-pekerjaan sipil lainnya.
  • Pada pekerjaan pembuatan jalan, proses cut and fill dilakukan agar kondisi jalan rata, sesuai elevasi dan lebar yang diinginkan. Misalnya pembuatan jalan yang mana harus memotong tebing, ataupun memotong level tanah agar sesuai dengan rencana tebal limestone dan beton.
  • Cut and fill pada pertambangan dilakukan untuk mengambil material alam yang berharga. Kemudian bekas galian akan di urug kembali dengan tanah bebatuan agar dinding tanah tidak ambruk.

Tahapan Perencanaan Proses Cut And Fill

Dalam sebuah pembangunan atau pembukaan lokasi baru dalam konstruksi selalu berkaitan dengan proses penggalian tanah (cut) dan pengurugan tanah (fill). Dalam hal ini, maka pekerjaan tanah dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis contoh data permukaan tanah yaitu permukaan tanah asli (original ground) dan permukaan tanah yang direncanakan (design ground). Berikut merupakan langkah-langkah perencanaan cut and fill suatu lahan yang akan dikerjakan:

Gambar Langkah Perencanaan Cut And Fill

Sumber: Angga Nugraha dalam Perencanaan Cut And Fill (Teknik Sipil dan Lingkungan IPB)
  1. Original Ground

Yang dimaksud adalah peninjauan lokasi lahan existing yang akan dieksekusi atau dilakukan pembangunan sesuai peruntukannya. Hal ini agar diketahui lokasi tersebut berada dimana, akses jalan ataupun prasarana yang ada disana seperti apa, kondisi lingkungan, kondisi tanah serta data-data pendukung lainnya bagaimana, yang kemudian akan digunakan untuk perencanaan pembangunan lahan (design ground) serta faktor inilah akan menjadi penentu awal yang mempengaruhi besar kecilnya biaya yang akan dibutuhkan untuk pembangunan sesuai peruntukannya.

Contoh Data Ground Existing Yang Disurvei Menggunakan UAV LiDAR.

Sumber: Olahan Data PT. Kreasi Handal Selaras, 2022.

  1. Surveying/ Pengukuran Lahan

Langkah selanjutnya setelah peninjauan lokasi, maka dilakukanlah pengukuran lahan baik secara manual maupun menggunakan alat ukur seperti Lidar, theodolite, atau GPS maupun alat ukur lainnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui secara presisi bentuk kontur lahan maupun batas lahan di lokasi tersebut. Hasil ini digunakan untuk menentukan perencanaan cut and fill lahan, penyediaan prasarana seperti jalan, instalasi air maupun titik-titik bangunan yang akan dibangun.

Contoh Kegiatan Survei Tim PT Kreasi Handal Selaras Dalam Pengambilan Data Untuk Membuat Kontur Menggunakan GPS Dan UAV LiDAR.

Sumber: Kegiatan survey kontur menggunakan GPS dan UAV LiDAR yang dilakukan PT. Kreasi Handal Selaras, 2022.

(Catatan Penulis: Hal ini tidak perlu dilakukan apabila lokasi lahan sudah mempunyai peta situasi yang terdapat garis-garis konturnya)

  1. Pengolahan Data Hasil Survey dan Perencanaan Lahan (Ground Design)

Data yang telah didapat dari hasil survei atau pengukuran lahan kemudian diolah agar dapat disajikan secara visual sehingga memudahkan dalam tahap pembangunan maupun perencanaan biayanya. Sebagai contoh, data lahan didapat dengan mengukur lahan menggunakan alat theodolite, kemudian data tersebut diinput kedalam software yang dapat menyajikan kontur seperti Surfer, CAD,  ataupun software-software GIS lainnya. Hasil pengolahan data tersebut dapat digunakan untuk merencanakan bangunan apa saja yang akan dan perlu disediakan disana, jenis prasarana apa saja yang perlu dibuat disana, instalasi airnya seperti apa agar dapat menyediakan kebutuhan air di lokasi tersebut serta titik-titik bangunannya yang akan dibangun di lokasi mana sehingga besarnya cut and fill tanah dapat menyesuaikan.

Contoh Pengolahan Data Hasil Survey Di Software Autocad

Sumber: Olahan Data PT. Kreasi Handal Selaras, 2022.

Contoh Gambar Penampang Galian (Cut) dan Timbunan (Fill)

Sumber: Angga Nugraha dalam Perencanaan Cut And Fill (Teknik Sipil dan Lingkungan IPB)

(Catatan Penulis: Perhitungan kebutuhan volume cut and fill dapat juga dilakukan manual dengan cara menghitung secara matematis tergantung kontur atau bentuk lahannya, misalnya berbetuk persegi yang tinggal mengitung volume persegi (p x l x t), misal berbetuk trapesium tinggal menggunakan rumus volume trapesium maupun lainnya, kuncinya terdapat pada data pengukuran lahan)

Contoh Gambar Penampang Galian (Cut) dan Timbunan (Fill)

Sumber: https://jasapengurukantanah.blogspot.com/p/cut-fill-land.html

Dari proses ini akan didapatkan jumlah volume yang perlu digali dan ditimbun, yang kemudian dapat digunakan dalam perhitungan RAB.

  1. Perhitungan RAB (Rencanan Anggaran Biaya)

Setelah diketahui kontur tanah dan dibuat desain perencanaan bangunan apa saja yang akan dibangun dan disediakan disana, maka dapatlah dihitung besarnya jumlah biaya yang perlu dikeluarkan terutama untuk hal paling pertama yaitu besarnya biaya cut and fill di lahan tersebut sesuai volume yang telah dihitung dan didapat dari data pengukuran dan pengolahan data.

(Catatan Penulis: untuk perhitungan RAB Cut and Fill diperlukan juga pengetahuan mengenai estimasi sewa alat yang dibutuhkan. Misal dalam cut, maka dibutuhkan excavator untuk menggali tanah, truk untuk mengangkut tanah yang dibuang, dozer untuk perataan tanah, serta biaya penyewaan area buangan tanah. Sedangkan untuk fill, maka dibutuhkan tanah untuk menimbun (dimana perhitungan tanah harus dikalikan waste, misal kebutuhan sesuai perhitungan adalah 1 m3, maka dibuatlah harga pembelian tanah sebanyak 1.2 x volume yaitu 1 m3 sehingga kebutuhan timbunan perhitungan 1 m3 perhitungan sama dengan 1.2 m3 total tanah real yang dibutuhkan dilapangan), truk untuk mengakut tanah ke lokasi, dozer untuk pemadatan dan perataan tanah)

Contoh Gambar Penampang Galian (Cut) dan Timbunan (Fill)

Sumber: Angga Nugraha dalam Perencanaan Cut And Fill (Teknik Sipil dan Lingkungan IPB)

(Catatan Penulis: Dalam proses cut and fill yang baik adalah saat mengcut tanah/menggali tanah, tanah galian tersebut harus bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mengfill tanah/menimbun tanah di titik bagian lokasi lain yang membutuhkan untuk ditimbun, hal ini bertujuan agar biaya cut fill dapat ditekan seminimal mungkin sehingga tidak terjadi overcost dikarenakan metode ini dapat mengurangi jumlah biaya untuk pembuangan tanah maupun biaya untuk pembelian tanah timbunan)

  1. Eksekusi/ Pelaksanaan Pembangunaan

Tahap terakhir setelah tahap-tahap diatas didapat, maka dilakukan pada tahap pembangunannya sesuai dengan rencana.

Penutup

Cut and fill sangat penting dalam proses perencanaan pembuatan perumahan, jalan, atau kegiatan konstruksi lainnya. Perencanaan cut and fill ini tidak sesederhana menggali dan menimbun saja. Kesalahan pengukuran dan perencanaan dalam tahapan ini dapat mengakibatkan banjir, longsor, dan hal lainnya. Salah satu hal terpenting lainnya adalah pada saat peninjauan lokasi dan pengukuran lahan. Dengan data yang presisi maka dapat membantu memperlancar proses kegiatan cut and fill. Selain itu, aspek perencanaan kedepannya  juga sangat terkait dalam cut and fill.

PT. KHS berpengalaman dalam melakukan survei topografi yang dibutuhkan dalam proses cut and fill. Penggunaan teknologi LiDAR dapat membantu proses cut and fill lebih cepat dan tepat. PT.KHS juga didukung dengan pilot yang handal dan bersertifikat dengan harga jasa yang bersahabat. Tunggu apa lagi? Silahkan hubungi kami, PT. Kreasi Handal Selaras yang dapat memenuhi kebutuhan survei topografi untuk proses cut and fill dalam proyek perusahaan anda. 

Untuk informasi lebih lanjut tentang Jasa Survei dan Pemetaan, silakan hubungi kami. Paket informasi lengkap dapat disediakan berdasarkan permintaan.

REFERENSI

  1. https://www.rei.or.id/newrei/berita-standar-ganda-beleid-cut-and-fill.html#:~:text=Dalam%20usaha%20properti%2C%20Cut%20and,pembangunan%20kawasan%20perumahan%20lebih%20efisien. Diakses pada 2 Oktober 2022.
  2. https://www.greenplanet.co.id/index.php/ind/single?id=166&category=Cut+and+Fill+Proyek Diakses pada 2 Oktober 2022.
  3. https://alitmix.com/mengenal-cut-and-fill-dan-perhitungan-volumenya/ Diakses pada 2 Oktober 2022.
  4. https://www.slideshare.net/AnggaNugraha15/perencanaan-cut-and-fill-lahan Diakses pada 2 Oktober 2022.
  5. https://www.jasaurug.com/read/cut-and-fill-lahan-proyek Diakses pada 2 Oktober 2022.
  6. https://jasapengurukantanah.blogspot.com/p/cut-fill-land.html .Diakses pada 2 Oktober 2022.
  7. Hasil survei lapangan dan analisis dari Tim Kreasi Handal Selaras, 2022.

Mengenal Konsep Desain Bohemian Untuk Hunian

Oleh : Sarah Sherida, S.T

Apa Itu Desain Bohemian?

Gaya desain bohemian identik dengan gaya hidup nomaden yang bebas atau tidak tetap. Konsep tersebut sangat erat kaitannya dengan penduduk gypsy di Eropa pada tahun 1800-an. Akhirnya mulai disebut sebagai bohemian ketika para gipsi meninggalkan kota Bohemia di Eropa Tengah.

Melakukan perjalanan terus-menerus merupakan aspek penting dari gaya hidup bohemian. Sangat identik dengan gaya hidup spontan yang memanfaatkan benda-benda yang ada, gaya desain bohemian juga lekat dengan kondisi yang tidak teratur, namun khas pengembara yang identik dengan konsep desain vintage atau etnik.

Ciri dari arsitektur bohemian ini adalah penggunaan unsur-unsur etnik dalam bangunan. Bisa dari penggunaan material bangunan, hingga padu padan interior yang dipakai. Gaya bohemian identik dengan gipsi, penuh warna dan bercampur antara gaya etnik, hippies dan juga vintage. Kesan cool namun tidak kaku menjadi ciri khas gaya bohemian ini.

Ciri Khas Desain Bohemian

Penuh Warna

Gaya bohemian akan semakin kental dengan permainan warna yang berani.. Walaupun terkesan berantakan, tetapi perpaduan tersebut akan menghasilkan nuansa artistik yang istimewa.

Sumber: Pinterest. 2019

Furnitur Antik

Furnitur bergaya vintage adalah jenis furnitur yang biasa digunakan, dengan ditutupi dengan kain baru atau ditambah aksen beraneka ragam warna, selimut bermotif

Sumber: Pinterest. 2019

Tanaman Dalam Ruangan

Gaya bohemian kerap memasukkan unsur alam pada dekorasi ruangan. Hal ini bisa kita temui dari penggunaan tanaman hidup yang ditempatkan dalam pot-pot, dan dihadirkan di dalam ruangan

Sumber: Pinterest. 2019

Aksesoris di Dinding

Sumber: Pinterest. 2019

Sumber Referensi :

Mengenal Gaya Desain Bohemian. 2019. https://www.arsitag.com/article/mengenal-gaya-desain-bohemian

Ciri Karakteristik Desain Bohemian. 2018. https://voireproject.com/artikel/post/ciri-karakteristik-desain-interior-bohemian

Desain 101: Berkenalan dengan Gaya Desain Bohemian yang Anti-Mainstream. 2019. https://www.dekoruma.com/artikel/91448/mengenal-gaya-desain-bohemian

Mengenal Konsep Desain Mediteranian Untuk Hunian

Oleh: Sarah Sherida, S.T

Apa Itu Desain Mediteranian?

Konsep Mediteranian merupakan langgam arsitektur yang lahir dari bangunan-bangunan Mediterania dimasa lalu dan sangat berpacu pada keadaan geografis wilayah Mediterania pada saat itu.

Arsitektur mediterania tidak hanya menekankan pada fungsi saja melainkan diseimbangkan dengan kematangan konsep yang menggunakan pilihan bentuk, material, dan warna serta mempertimbangkan dengan kondisi lingkungan sekitar.

Jenis Desain Mediteranian Berdasarkan Pengaruh Peradabannya

Gaya Mediterania Spanyol

Arsitektur Mediterania yang berkembang di daratan Spanyol cenderung lebih berani dengan warna-warna lebih cerah dan juga pengaplikasian dekorasi mural dan mosaic.

Gaya Mediterania Yunani

Untuk arsitektur mediterania ala Yunani, warna-warna dengan aksen kebiru-biruan seperti turquoise dan kobalt akan lebih sering ditemui mengingat kondisi geografis yang banyak berada di pantai.

Gaya Mediterania Timur-Tengah

Peradaban arab memberikan hiasan pada ukiran dinding, pilar, dan lengkungannya. Ada ciri khas hiasan floral yang menjadi isnpirasi dekorasi bangunan mediterania. Hiasan dan ukiran ini banyak di terapkan dalam desain arsitektur bangunan masjid-masjid di Indonesia.

Ciri Khas Desain Mediterania

Portico dan Balkon

Pada rumah-rumah Mediterania, hampir tidak mungkin tidak ditemui Portico dan juga Balkon. Portico sendiri merupakan serambi bangunan yang banyak mengaplikasikan elemen dekoratif khas Arsitektur Mediterania seperti dua tiang di pintu masuk dan juga ukiran sederhana sebagai mahkota tiang.

Sumber: Pinterest. 2019

Kolom dan Pilar

Tak hanya pada portico, keberadaan tiang dan pilar pada bangunan mediterania juga sangatlah umum. Tidak disembunyikan, kolom-kolom pada arsitektur mediterania justru menjadi bagian dari wajah bangunan dan ciri khas dari gaya ini.

Sumber: Pinterest. 2019

Teras atau Selasar

Keberadaan selasar dengan air mancur ini hadir karena pengaruh bangsa Moor yang saat itu menguasai Spanyol (salah satu asal arsitektur mediterania) dan berfungsi untuk mengatur agar suhu di rumah tetap nyaman.

Sumber: Pinterest. 2019

Material Bangunan

Pada arsitektur Mediterania, struktur dinding bangunan dibuat dari tanah liat yang dibakar atau batu alam. Dalam pengaplikasiannya,, warna-warna alam dari lingkungan sekitar merupakan pengaruh terbesar

Sumber: Pinterest. 2019

Jendela dan Pintu

Elemen jendela dan pintu pada rumah-rumah dengan gaya arsitektur mediterania umumnya berbentuk persegi atau persegi panjang yang dilengkapi ornamen lengkung pada bagian atasnya dan terbuat dari material kayu / besi tempa.

Sumber: Pinterest. 2019

Sumber Referensi :

Mengenal Konsep Desain Scandinavian Untuk Hunian

Oleh : Sarah Sherida, S.T

Apa Itu Desain Scandinavian?

Istilah Desain Scandinavian sendiri bermula dari pameran desain di Amerika dan Kanada sekitar tahun 1950an. Dimana istilah tersebut memperkenalkan cara orang-orang Scandinavia hidup dalam desain yang kemudian berarti hingga saat ini yakni indah, sederhana, bersih, serta terinspirasi dari alam dan iklim utara, mudah diakses dan tersedia untuk semua

Kelebihan Gaya Scandinavian

  • Cenderung bersih (clean) dan mengandung unsur kesederhanaan (simplicity).
  • Memberikan kesan luas
  • Mendapatkan pencahayaan alami karena banyak memiliki bukaan
  • Material yang digunakan lebih ramah lingkungan
  • Minimnya furnitur juga membuat kesan ramah anak

Ciri Khas Scandinavian

Dominasi Warna Natural

Warna yang sering digunakan pada desain gaya Scandinavia adalah putih, abu-abu, biru, dan krem.

Sumber: Pinterest. 2019

Furnitur Sederhana

Penambahan elemen dekoratif cenderung menggunakan dekorasi-dekorasi sederhana yang tidak berlebihan

Sumber: Pinterest. 2019

Memaksimalkan Pencahayaan Alami

Jendela besar dari lantai hingga atap rumah banyak digunakan agar sinar matahari natural dapat masuk ke dalam rumah dengan sempurna.

Sumber: Pinterest. 2019

Penggunaan Material Kayu

Kayu biasanya digunakan sebagai material untuk atap dan dinding rumah. Bukan hanya untuk bangunan rumah, kayu juga mendominasi furnitur yang digunakan pada rumah.

Sumber: Pinterest. 2019

Penambahan Unsur Alam

Nuansa hijau dapat menambah kesan hangat pada ruangan, dapat menciptakan nuansa ketenangan dan santai. Dekorasi-dekorasi seperti tanaman hias yang di simpan di sudut ruangan dan di meja maupun di dinding, dapat memperkuat karakter alam agar tercipta ruangan yang hangat, segar, dan menenangkan.

Sumber: Pinterest. 2019

Sumber Referensi :

Mengenal Konsep Desain Industrial Untuk Hunian

Oleh : Sarah Sherida, S.T

Apa Itu Desain Industrial?

Konsep industrial merupakan salah satu gaya desain dimana rancangannya terfokus pada desain ala pabrik dengan adanya material ekspos, tampilan interior yang tampak tidak selesai, ataupun tampilan mekanikal yang tampak memukau

Perkembangan Desain Industrial

  • Tahun 1950 gaya desain arsitektur industrial pertama kali merebak di Eropa karena banyaknya bangunan bekas pabrik yang terbengkalai.
  • Seiring berjalannya waktu, penerapan gaya desain industrial tak hanya diperuntukkan pada bangunan serupa pabrik, namun juga merambah jenis properti lainnya
  • Kini, gaya arsitektur ini pun banyak diterapkan di rumah pribadi, hingga bangunan komersial seperti kedai-kedai kopi, restoran, hingga co-working space.

Kelebihan Gaya Industrial

  • Desainnya lebih ramah terhadap lingkungan
  • Membuat sirkulasi udara di dalam bangunan lebih lancar
  • Memberikan kesan sederhana
  • Hemat biaya
  • Memberikan kesan hangat dan nyaman

Ciri Khas Desain Industrial

Over-Expose

Salah satu ciri utama bangunan industrial adalah over expose. Artinya banyak hal yang dibiarkan “terlihat” dan ditata sedemikian rupa sehingga tampak rapi, berkonsep, dan bergaya.

Sumber : Pinterest, 2019

Memadukan Unsur Kayu dan Logam

Interaksi tekstur kayu dengan permukaan kasar dan metal atau logam berkilau, sedikit berwarna hitam, warna emas, atau tembaga merupakan ciri lain desain industrial.

Sumber: Pinterest. 2019

Identik Dengan Warna Monokrom

Selain dibiarkan polos dan terekspos, elemen-elemen pada bangunan industrial hanya akan ditampilkan dengan warna monokrom atau warna bumi seperti cokelat, abu-abu, dan hijau kusam.

Sumber: Pinterest. 2019

Menggunakan Material Daur Ulang

Material upcycle dan recycle merupakan ciri utama pada bangunan industrial. Upcycle merupakan barang bekas yang dimodifikasi baru, sedangkan recycle adalah proses daur ulang barang bekas untuk digunakan kembali.

Sumber: Pinterest. 2019

Desain Lantai Unik

Rumah berkonsep industrial sangat menghindari penggunaan lantai granit atau keramik karena tampilannya tak sesuai dengan kesan dari gaya industrial.

Sumber: Pinterest. 2019

Sumber Referensi :

Peningkatan Upaya Mitigasi di Musim Penghujan

Oleh : Galuh Shita Ayu Bidari, S.T

Sebagai negara yang berada di iklim tropis, Indonesia dianugerahi dua musim, yakni musim kemarau dan musim hujan. Saat ini, Indonesia sedang memasuki musim penghujan, yang umumnya dimulai pada bulan Juli hingga September. Dilansir dari laman BMKG, pada periode tahun 2019 hingga 2020, sebagian besar daerah di Indonesia akan memasuki puncak musim hujan pada awal tahun 2020 yaitu pada bulan januari.

Puncak Musim Hujan Periode 2019 – 2020

Musim hujan dengan intensitas yang tinggi seringkali tidak hanya menimbulkan genangan, namun juga banjir. Sehingga perlu untuk melakukan mitigasi banjir untuk meminimalisir dampak buruk yang terjadi. Bagi masyarakat yang tinggal di lokasi yang aman dari bencana banjir, tentu hal ini bukan menjadi ancaman yang besar. Namun bagi masyarakat yang tinggal di lokasi rawan bencana banjir, terdapat beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan sebelum bencana banjir melanda.

Dilansir dari The National Severe Storms Laboratory (NSSL), National Oceanic & Atmospheric Administration (NOAA) Amerika Serikat serta The Natural Resources Defense Council (NRDC), terdapat beberapa jenis banjir yang seringkali terjadi di berbagai belahan dunia, yaitu:

  1. Banjir sungai (river flood), terjadi ketika permukaan air naik di atas tepian sungai karena hujan yang berlebihan. Banjir jenis ini merupakan jenis banjir yang paling umum terjadi ketika badan air melebihi kapasitas yang dapat ditampungnya. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah banjir jenis ini adalah dengan memberikan penahan yang baik terutama pada area yang padat penduduk atau daerah yang datar.
  2. Banjir pantai (coastal flood), seringkali disebut dengan banjir rob atau banjir laut pasang yang disebabkan oleh pasang naik yang lebih tinggi dari rata-rata dan diperburuk curah hujan tinggi dan angin yang bertiup ke arah darat.
  3. Gelombang badai (storm surge), merupakan banjir yang disebabkan oleh kekuatan angina badai yang hebat, serta gelombang dan tekanan atmosfer yang rendah, sehingga terjadi kenaikan permukaan air yang tidak normal di daerah pantai.
  4. Banjir perkotaan (urban flood), merupakan banjir yang terjadi di daerah perkotaan. Banjir bandang, banjir pantai, dan banjir sungai dapat pula terjadi di daerah perkotaan, tetapi istilah ini merujuk secara khusus pada banjir yang terjadi di daerah berpenduduk padat ketika curah hujan (bukan genangan air) melebihi kapasitas.
  5. Banjir bandang (flash flood), merupakan banjir yang disebabkan oleh curah hujan yang deras dan tiba-tiba atau dalam waktu yang singkat, kadang terjadi ketika tanah tidak dapat menyerap air dengan optimal.

Idealnya, setiap orang harus mengetahui potensi bencana yang ada di sekitarnya. Bencana banjir merupakan bencana yang umumnya terjadi di Indonesia, hal ini dapat dibuktikan dengan data statistik tahunan BNPB (dilansir melalui website DIBI) yang menyatakan bahwa banjir masuk ke dalam 3 besar bencana yang kerapkali terjadi. Sehingga, pemahaman masyarakat terhadap bencana sangat diperlukan sebagai salah satu bentuk dari upaya mitigasi.

Mitigasi merupakan suatu rangkaian upaya yang dilakukan untuk meminimalisir risiko dan dampak bencana. Mitigasi dapat dilakukan secara perseorangan dalam bentuk pemahaman dan pengetahuan, secara berkelompok dalam bentuk pelatihan koordinasi penyelamatan diri saat terjadi bencana, maupun dalam kelompok besar/level instansi pemerintah seperti pembangunan infrastruktur maupun memberikan peningkatan kesadaran dan kemampuan dalam menghadapi ancaman bencana.

Mitigasi merupakan suatu tahapan penting dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap risiko bencana. Berdasarkan Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, mitigasi dilakukan untuk mengurangi risiko bencana bagi masyarakat yang berada pada kawasan rawan bencana. Bagi masyarakat yang rentan terhadap banjir, sangat penting bagi mereka untuk bisa mempersiapkan diri dan lingkungannya. Sedangkan bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang tidak terkena banjir, seperti pada daerah yang berada pada kontur yang tinggi, disarankan untuk tetap menjaga lingkungan sekitar agar tidak terjadi banjir.

Berdasarkan UU yang sama, kegiatan mitigasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi bencana dapat dilakukan melalui pelaksanaan penataan ruang; pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur, tata bangunan; dan penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan baik secara konvensional maupun modern. Secara umum, terdapat 2 jenis mitigasi, yaitu mitigasi struktural dan mitigasi non-struktural.

  • Mitigasi struktural, merupakan upaya untuk mengurangi kerentanan terhadap bencana dengan cara rekayasa teknis bangunan tahan bencana. Dalam menghadapi bencana banjir, terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir risiko banjir, yakni:
  • Membersihkan saluran drainase dari sampah-sampah yang mengendap
  • Membangun tembok pertahanan ataupun tanggul
  • Meninggikan lantai rumah
  • Memperbanyak pohon
  • Menciptakan banyak kawasan terbuka hijau
  • Membuat lubang biopori
  • Mitigasi non-struktural. Berbeda dengan mitigasi struktural, mitigasi non-struktural merupakan upaya mengurangi dampak bencana yang mungkin terjadi melalui kebijakan atau peraturan tertentu. Upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain:
  • Mengenali dan mempelajari penyebab banjir
  • Melakukan kegiatan pelatihan penanggulangan bencana
  • Memperbaiki sarana dan prasarana
  • Menyiapkan persediaan makanan dan logistik
  • Melakukan simulasi situasi darurat bencana

Berdasarkan definisi yang ada, mitigasi dilakukan sebelum bencana terjadi, dengan tujuan agar masyarakat dapat memiliki kesiapan yang optimal sehingga ketika bencana terjadi, masyarakat tidak mengalami kerugian yang tinggi, baik dari segi materi maupun non materi. Idealnya, setiap orang mengetahui dan memahami upaya-upaya mitigasi yang dapat dilakukan mulai dari tingkat kecil yakni keluarga hingga tingkat besar yakni kota/provinsi/bahkan negara sehingga ketika bencana terjadi, masyarakat sudah mengetahui apa yang harus dilakukan beserta peran apa yang diembannya. Dengan begitu, mimpi Indonesia menjadi tangguh bencana juga akan dapat terwujudkan.

Sumber Referensi :

  • Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
  • Kompas.com. (2020, 3 Januari). Jenis-jenis Banjir. Diakses pada 16 Januari 2020, dari https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/03/090000369/jenis-jenis-banjir?page=all
  • Nrdc.org. (2019, 10 April). Flooding and Climate Change: Everything You Need to Know. Diakses pada 20 Januari 2020, dari https://www.nrdc.org/stories/flooding-and-climate-change-everything-you-need-know