Pos

Meninjau Hasil Uji Sebaran Droplet dengan Water Sensitive Paper (WSP) pada Drone Spraying untuk Meningkatkan Akurasi dan Efisiensi Penyemprotan.

oleh Dede Supriatna, S.T.

Teknologi pertanian terus berkembang demi meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian global. Salah satu inovasi yang menjanjikan adalah penggunaan drone pada industri pertanian dan perkebunan. Dalam tulisan ini, uji droplet drone spraying dengan water-sensitive paper menjadi highlight. Memberikan gambaran metode yang lebih canggih dan akurat dalam aplikasi penyemprotan.

Pertama-tama, mari kita telaah konsep dasar dari teknologi ini. Drone spraying, sebagai alternatif dari penyemprotan manual atau menggunakan pesawat terbang, menawarkan sejumlah keuntungan yang signifikan. Drones dapat mencapai daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh kendaraan lain, meminimalkan risiko kerusakan tanaman karena tekanan udara yang rendah, dan memungkinkan aplikasi yang lebih akurat dan tepat sasaran. Namun, ketepatan aplikasi pestisida adalah aspek kritis yang menjadi perhatian para ahli pertanian dan ilmuwan. Disinilah water-sensitive paper menjadi perangkat vital dalam mengukur dan mengevaluasi distribusi droplet yang dihasilkan oleh drone.

Uji sebaran droplet dengan Water Sensitive Paper (WSP) pada Drone Spraying (Sumber: Arsip KHS).

A. Mengenal apa itu Water Sensitive Paper (WSP).

Water Sensitive Paper (WSP) adalah sejenis kertas yang digunakan untuk mengukur dan memvisualisasikan distribusi tetesan cairan pada permukaannya. Kertas ini memiliki sifat khusus yang membuatnya bereaksi terhadap kelembaban, dengan mengubah warna saat terkena cairan.

Water Sensitive Paper (WSP) sebelum dan sesudah penyemprotan (Sumber: Arsip KHS)

Water Sensitive Paper bekerja berdasarkan sifat-sifat kimiawi yang merespons terhadap kelembaban. Ketika tetesan cairan menyentuh permukaan WSP, senyawa yang terkandung di dalamnya bereaksi dengan air dan mengubah warna kertas, menciptakan pola yang mencerminkan distribusi penyemprotan. WSP digunakan dalam berbagai aplikasi termasuk pertanian, kehutanan, dan industri lainnya yang melibatkan aplikasi penyemprotan cairan. Ini membantu user untuk memastikan bahwa cairan disemprotkan secara merata di area yang dituju, meningkatkan efisiensi dan efektivitas aplikasi. Water Sensitive Paper mempunyai keunggulan berupa kemudahan penggunaan, sensitivitas terhadap cairan, dan visualisasi yang jelas tentang distribusi tetesan atau droplet. Dengan demikian, Water Sensitive Paper merupakan alat yang penting dalam mengoptimalkan aplikasi penyemprotan cairan, membantu pengguna untuk mencapai hasil yang lebih efisien dan akurat dalam berbagai aplikasi industri.

B. Penggunaan Water Sensitive Paper (WSP) pada Drone Spraying.

Water sensitive paper pada aplikasi penyemprotan dengan drone spraying berguna untuk melihat bagaimana bentuk dan ukuran droplet. Droplet size pada drone spraying mengacu pada ukuran tetesan-tetesan cairan semprotan yang dihasilkan oleh nozzle selama proses penyemprotan. Droplet mirip dengan tetesan air yang kita lihat ketika hujan turun. Ketika drone melakukan penyemprotan, cairan yang ada di dalam tangkinya ditekan keluar melalui alat khusus yang disebut nozzle. Saat cairan ini keluar dari nozzle, ia pecah menjadi banyak tetesan kecil yang membentuk awan atau semburan cairan di udara. Tetesan-tetesan ini kemudian jatuh ke tanaman atau tanah di bawahnya.

Ilustrasi Peletakan WSP oleh Tim Drone Pada Titik Pengujian (Sumber: Arsip KHS).

Pada pengujian yang dilakukan oleh Tim Drone Spraying Kreasi Handal Selaras, WSP diletakan langsung pada beberapa titik sample. Pada use case tanaman padi, kami menempelkan WSP langsung pada bagian daun tanaman padi dengan menggunakan double tape. Pada use case sawit, kami meletakan langsung pada pelepah pokok sample yang ingin dilakukan pengamatan. Pada gambar ilustrasi diatas, WSP diletakan pada titik berwarna merah. Tidak ada keharusan atau aturan pasti dimana sebuah WSP diletakan. Peletakan WSP dapat disesuaikan dengan kebutuhan user dan tim drone dengan beberapa kali pengulangan penyemprotan pada beberapa titik sample WSP. Bahkan jika anda ingin menguji droplet drone anda di lapangan tanpa tanaman, ini juga bisa dilakukan. Anda hanya perlu memastikan WSP berada pada area yang terbuka sehingga ketika drone terbang dan menyemprot diatas WSP, droplet akan terkena permukaan WSP tersebut.

Beberapa parameter penting yang mempengaruhi keberhasilan uji droplet drone spraying antara lain adalah Tinggi Terbang, Kecepatan Terbang, Kecepatan Angin, Jenis Nozzle, Lebar Semprot, Volume Tangki per Ha, dan Spray Rate Drone Spraying. Parameter tersebut menjadi sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi.

Baca tulisan kami sebelumnya: Rahasia Sukses Pengendalian Hama Ulat Api pada Perkebunan Kelapa Sawit di Sumatera Barat menggunakan Teknologi Drone Spraying.

C. Cara Menghitung Droplet pada Water Sensitive Paper (WSP)

Menghitung droplet pada Water Sensitive Paper (WSP) melibatkan beberapa langkah, di antaranya:

  1. Persiapan WSP : Pertama-tama, persiapkan WSP dengan memastikan bahwa kertas tersebut telah dipotong menjadi ukuran yang sesuai dan telah dikalibrasi sesuai dengan kebutuhan pengujian Anda. Pastikan WSP dalam keadaan kering sebelum digunakan. Letakan WSP pada titik area yang ingin anda uji.
  2. Penyemprotan : Lakukan misi penerbangan dan penyemprotan cairan yang ingin anda ukur menggunakan drone di atas WSP. Pastikan untuk mencatat semua parameter yang relevan, flight altitude, flight speed, spray rate, dll.
  3. Pengamatan & Pengukuran : Setelah penyemprotan selesai, amati WSP dengan teliti. Identifikasi dan catat pola dan distribusi tetesan yang terbentuk pada permukaan WSP. Penting untuk memperhatikan ukuran, jumlah, dan pola penyebaran tetesan. Gunakan alat pengukur yang tepat, seperti mikroskop atau perangkat lunak pengolahan gambar digital, untuk mengukur ukuran dan jumlah tetesan. Anda juga dapat menggunakan grid atau skala yang tercetak pada WSP sebagai referensi untuk pengukuran.
  4. Analisis : Setelah melakukan pengukuran, analisis data yang Anda kumpulkan. Hitung rata-rata ukuran tetesan, distribusi ukuran tetesan, dan jumlah total tetesan yang terbentuk pada WSP. Hal ini dapat memberikan wawasan tentang efisiensi dan akurasi penyemprotan cairan tersebut.
  5. Interpretasi : Terakhir, interpretasikan hasil pengukuran dan analisis Anda. Evaluasilah apakah penyemprotan tersebut memenuhi standar yang diinginkan dalam hal distribusi tetesan dan ukuran tetesan. Anda juga dapat mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas penyemprotan, seperti ketinggian, kecepatan, dan tekanan.

D. Rekomendasi Droplet Density

Rekomendasi Droplet Density (Sumber data: Syngenta)

Gambar diatas merupakan rekomendasi droplet density yang diambil dari syngenta. Jumlah droplet untuk jenis penyemprotan Insektisida, Herbisida dan Pre-Emergent adalah 20 – 30 per cm persegi. Jumlah droplet untuk jenis penyemprotan Herbisida Kontak dan Post-Emergent adalah 30 – 40 per cm persegi. Sedangkan untuk jenis penyemprotan fungisida, jumlah droplet per cm persegi adalah 50 – 70. Agar aplikasi drone spraying dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan hasil yang ingin di dapatkan, penting untuk melakukan kalibrasi dengan WSP ini.

E. Kesimpulan

Dapat disimpukan, uji droplet drone spraying dengan water-sensitive paper adalah langkah yang tepat dan menjanjikan dalam revolusi pertanian modern. Dengan menyediakan alat yang lebih akurat dan responsif, teknologi ini dapat membantu petani meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Namun, diperlukan kerjasama lintas disiplin ilmu dan investasi yang berkelanjutan untuk mewujudkan potensi penuh dari inovasi ini.

Tertarik mengetahui informasi lebih banyak mengenai pemanfaatan teknologi drone spraying? Anda dapat terhubung dengan kami melalui email di [email protected] dan WhatsApp Marketing KHS di +62-851-9514-5758.

Referensi: Brosur WSP Syngenta

DJI Agras T16, Agriculutural Spraying Drone

Oleh : Sarah Sherida, ST

Salah satu kegunaan drone selain mengambil foto udara maupun video aerial adalah membantu bidang agrikultur dalam melakukan pengawasan serta penyiraman pestisida di areal perkebunan dan perhutanan yang sangat luas.

Saat ini terdapat berbagai jenis drone yang bisa mempermudah pekerjaan petani dalam mengawasi, menyemprot, melakukan pemupukan, dan menyeprotkan pestisida, salah satunya DJI Agras T-16.
Drone Dji Agras T-16 menjadi drone andalan dari banyak professional, dimana drone hexacopter ini sangat memberikan efisiensi kerja untuk membantu dalam memberikan pestisida secara menyeluruh dan akurat kepada tanamannya.

DJI Agras T16

Daya yang Dioptimalkan, Performa Tak Tertandingi

Agras T16 memiliki struktur keseluruhan yang disempurnakan dengan desain modular dan mendukung muatan tertinggi dan lebar semprotan terluas untuk drone pertanian dan perhutanan DJI. Dengan perangkat keras yang lebih kuat dan tangguh, mesin Artifical Intelegent, dan perencanaan operasi 3D, DJI Agras T16 membawa efisiensi operasi ke tingkat yang baru.

DJI Agras T16 Fly

Struktur Merevolusi. Operasi yang Handal.

Desain modular T16 yang serba baru menyederhanakan perakitan dan mempercepat perawatan harian. Peringkat IP67 memberikan perlindungan yang andal untuk komponen kunci drone. Sebuah badan pesawat ringan, namun tahan lama terbuat dari komposit serat karbon dan dapat dengan cepat dilipat untuk 25% dari ukuran aslinya, sehingga mudah untuk transportasi. Baterai dan tangki semprotan mudah ditukar, secara signifikan meningkatkan efisiensi pasokan daya dan cairan.

Payload Lebih Tinggi. Peningkatan Efisiensi.

Didukung oleh kinerja terbangnya yang luar biasa, tangki semprotan T16 dapat mengangkut hingga 16 L, dan lebar semprotan telah meningkat menjadi 6,5 m. Sistem penyemprotan memiliki 4 pompa pengiriman dan 8 alat penyiram dengan kecepatan semprot maksimum 4,8 L / menit. T16 dapat menyemprotkan 24,7 acre (10 hektar) [1] per jam. Sistem penyemprotan juga memiliki flow meter elektromagnetik baru, memberikan presisi dan stabilitas yang lebih tinggi daripada flow meter konvensional.

Radar Yang Lebih Canggih. Mudah Dioperasikan.

Sistem radar T16 yang ditingkatkan dapat merasakan lingkungan operasi di siang atau malam hari, tanpa terpengaruh oleh cahaya atau debu. Drone ini telah sangat meningkatkan keselamatan penerbangan dengan penghindaran rintangan maju dan mundur dan FOV horizontal (bidang pandang) 100 °, dua kali lipat drone pertanian DJI sebelumnya. T16 juga dapat mendeteksi sudut kemiringan dan menyesuaikannya secara otomatis bahkan di daerah pegunungan. Sistem radar inovatif ini mengadopsi teknologi Digital Beam Forming (DBF), yang mendukung pencitraan cloud titik 3D yang secara efektif merasakan lingkungan dan membantu menghindari rintangan.

Keunggulan DJI Agras T16 Dibandingkan Dengan Spraying Drone Lainnya

  • Efisiensi maksimum
  • Penyemprotan akurat
  • Mudah digunakan
  • Memiliki kecerdasan memori
  • Desain yang dapat dilipat
  • Memiliki sensor ketinggian
  • Dikendalikan dengan remot kontrol

SPESIFIKASI DJI AGRAS T16

Aircraft Frame

Diagonal Wheelbase1520 mm
Frame Arm Length625 mm
Dimensions1471mm x 1471mm x 482mm (arm unfolded, without propellers)780mm x 780mm x 482mm (arm folded)

Motor

Diagonal Wheelbase1520 mm
Frame Arm Length625 mm
Dimensions1471mm x 1471mm x 482mm (arm unfolded, without propellers)780mm x 780mm x 482mm (arm folded)

ESC

Max Allowable Current (Continuous)25 A
Operating Voltage12S LiPo
Signal Frequency30 to 450 Hz
Drive PWM Frequency12 kHz

Foldable Propeller

MaterialHigh-performance engineered plastics
Diameter / Pitch21×7.0 inch (533×178 mm)
Weight58 g

Liquid Tank

Volume10 L
Standard Operating Payload10 kg
Max Battery Size151mm x 195mm x 70mm

Nozzle

ModelXR11001
Quantity4
Max Spray Speed0.43 L/min (per nozzle, for water)
Spray Width4 – 6 m (4 nozzles, 1.5 – 3 m above the crops)
Droplet Size*XR11001: 130~250 μm*Droplet size may vary according to operation environment and spraying speed.

Flight Parameters

Total Weight (without batteries)8.8 kg
Standard Takeoff Weight22.5 kg
Max Takeoff Weight24.5 kg (@ sea level)
Max Thrust-Weight Ratio1.81 (with 22.5 kg takeoff weight)
Power BatteryDJI Designated Battery (MG-12000)
Max Power Consumption6400 W
Hovering Power Consumption3250 W (with 22.5 kg takeoff weight)
Hovering Time24 min (@ with 12.5 kg takeoff weight)10 min (@ with 22.5 kg takeoff weight)
Max Operating Speed8 m/s
Max Flying Speed22 m/s
Recommended Operating Temperature0 to 40℃

Remote Controller

ModelGL690B(Japan Only), GL658C
Operating Frequency2.400 – 2.483 GHz
Max Transmission Range (unobstructed, free of interference)1km
EIRP100 mW @ 2.4 GHz
Built-in Battery6000 mAh, 2S LiPo
ChargingDJI charger
Output Power9 W
Operating Temperature Range-10 to 40℃
Storage Temperature RangeLess than 3 months: -20 to 45℃More than 3 months: 22 to 28℃
Charge Temperature Range0 to 40℃

Remote Controller Charger

ModelA14-057N1A
Voltage17.4 V
Rated Power57 W

SUMBER :

https://www.dji.com/id/t16/info