Ragam Inovasi dan Teknologi yang Muncul di Tengah Pandemi

Oleh Galuh Shita A.B.

Covid-19 telah menjadi kondisi yang menakutkan di hampir seluruh belahan dunia pada saat ini. Penyebarannya yang sangat cepat telah memaksa seluruh orang untuk berhati-hati dalam berkegiatan agar tidak tertular virus ini. Berbagai kegiatan menjadi lumpuh hingga menyebabkan ketidakstabilan baik dari segi ekonomi hingga kesehatan mental. Hingga vaksin berhasil ditemukan dan telah teruji klinis, dunia masih akan mengalami ketidakstabilan. Namun, sebagai makhluk yang pandai beradaptasi, beragam ahli di berbagai belahan dunia telah berhasil menemukan dan mengembangkan berbagai inovasi dan teknologi yang dapat membantu banyak umat di tengah masa pandemi ini.

Pendeteksian Dini

Dimulai dari metode pendeteksian dini terhadap virus covid-19, yang mana metode pendeteksian yang umum dilakukan adalah dengan menggunakan metode rapid test dan swab test atau PCR. Metode rapid test merupakan metode pemeriksaan awal terhadap pendeteksian keberadaan virus covid-19 di dalam tubuh melalui pendeteksian antibodi yang ada di dalam sampel darah. Namun, pendeteksian melalui rapid test tidak selalu akurat yang diakibatkan oleh proses asimptomatik atau gejala masih belum terlihat pada periode inkubasi virus, sehingga perlu untuk dilakukan tes lanjutan berupa swab test. Sedangkan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) atau reaksi rantai polymerase, yang lebih dikenal dengan nama swab test dilakukan dengan mengambil sampel lendir yang terdapat pada hidung dan tenggorokan (swab), untuk kemudian sampel lendir tersebut dikirim ke laboratorium untuk dideteksi lebih lanjut. Berbagai negara berlomba-lomba untuk dapat menemukan alat pendeteksian dini yang cepat dan akurat, atau minimal, memiliki akses yang cukup untuk mendapatkan alat pendeteksian tersebut. Baru-baru ini publik dikejutkan dengan alat deteksi dini yang dimiliki oleh Negara Tanzania yang ternyata memberikan hasil tes positif terhadap tes random yang dilakukan kepada pepaya dan kambing. Di Indonesia sendiri, untuk mengantisipasi adanya kesalahan, PT Kimia Farma Tbk menghentikan sementara distribusi produk rapid test yang dipesan melalui China dan meminta klarifikasi dari pihak terkait dikarenakan adanya pemberitaan bahwa alat pendeteksian ini memiliki tingkat akurasi yang rendah.

Kemajuan teknologi yang pesat mendorong para pakar untuk dapat menciptakan suatu metode pendeteksian virus yang cepat dan juga efektif, di samping penggunaan metode rapid test dan swab test. Beberapa teknologi tersebut diklaim efektif meminimalisir penyebaran virus di tahap awal sehingga dapat membantu meringankan para petugas yang berwenang. Sebut saja pemanfaatan teknologi drone yang dilengkapi dengan pemindai suhu tubuh serta sebuah audio yang berfungsi untuk mengingatkan warga untuk menjaga apabila drone mendeteksi adanya warga dengan suhu tubuh di atas normal. Selain itu di China, petugas dapat mendeteksi kerumunan di ruang publik dengan menggunakan kacamata yang telah dilengkapi dengan sinar inframerah yang dapat mendeteksi suhu hingga 200 orang sekaligus dalam jarak hingga 3 meter. Lain lagi dengan teknologi AI yang digunakan untuk menganalisis pemindaian dengan menggunakan CT (Computerized Tomographic) scan terhadap paru-paru yang terinfeksi dalam waktu 10 detik dan tingkat akurasi sebesar 90 persen. Teknologi ini telah digunakan di China selama masa pandemi dan merupakan alat pendeteksi utama yang digunakan selain metode swab test. Alat ini berukuran lebih kecil dari CPU dan dipasangkan bersama dengan perangkat CT scan.

Drone Pengukur Suhu

Foto: bisnis.com

Kacamata Pemindai Suhu

Foto: selular.id

CT Scan berbasis AI

Foto: mastel.id

Pengawasan dan Pengendalian

Setelah metode dan teknologi yang digunakan dalam pendeteksian dini, selanjutnya adalah metode dan teknologi yang digunakan terkait proses pengawasan dan pengendalian terhadap covid-19. Tak dipungkiri bahwa virus covid-19 adalah virus dengan proses penyebaran yang cepat sehingga tak hanya mendeteksi, namun diperlukan juga pengawasan dan pengendalian agar penyebaran virus tak berkembang dengan masif. Terlebih bagi wilayah yang telah berhasil menghadapi covid-19, maka proses pengawasan dan pengendalian sangat diperlukan guna menampik adanya gelombang kedua. Dua perusahaan besar sistem operasi telepon seluler, Apple dan Google, bekerja sama untuk membuat aplikasi pelacak virus corona. Teknologi ini akan memberikan peringatan melalui perangkat apabila pengguna berada di dekat orang yang terinfeksi oleh virus. Aplikasi ini diklaim aman dari pelanggaran privasi dikarenakan tidak ada data terkait lokasi gps yang disimpan dan seluruh data akan tetap anonim dan dienkripsi.

Di lain pihak, Pemerintah Hongkong memberikan gelang yang dilengkapi dengan kode QR (Quick Response) kepada setiap warganya yang baru saja datang dari luar negeri, yang terhubung dengan sebuah aplikasi yang harus diunggah terlebih dahulu, yang dapat memberikan status kesehatan berdasarkan warna, yakni hijau untuk risiko paling rendah dan merah untuk risiko paling tinggi. Kode QR akan membantu memfilter apakah pengguna aplikasi dapat masuk atau keluar dari suatu kawasan permukiman ataupun gedung perkantoran. Di sisi lain, kita semua pasti mengetahui sebuah portal statistik pengawasan penyebaran virus covid-19 berbasis gis yang dikembangkan oleh The Johns Hopkins University, yang menjadi salah satu acuan untuk melihat perkembangan pandemi secara global.

Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa platform serupa yang dikembangkan oleh para ahli di dalam negeri. Sebut saja platform yang dikelola oleh gugus tugas resmi covid-19 hingga platform mandiri seperti platform yang dikembangkan oleh Universitas Indonesia dan Universitas Binus. Keberadaan platform ini berfungsi untuk memetakan dan memonitor perkembangan penyebaran covid-19 secara real time. Tak hanya melalui platform berbasis daring, masyarakat sepertinya juga tergerak untuk melakukan kegiatan pengendalian virus secara mandiri dengan bahan yang mudah dibuat dan ditemui, yaitu disinfeksi. Proses disinfeksi ditujukan untuk membunuh virus dengan menyemprotkan cairan disinfektan kepada lingkungan ataupun tubuh manusia, baik dengan menggunakan media jeriken, bilik disinfektan, ataupun dengan menggunakan teknologi drone spraying.

Aplikasi Pelacak Virus

Foto: nawalakarsa.id

Gelang Kode QR

Foto: bbc.com

Platform berbasis GIS

Foto: liputan6.com

Disinfeksi Mandiri

Foto: handalselaras.com

Penanganan Korban Covid-19

Dari segi penanganan penyakit, tak dipungkiri bahwa virus covid-19 memiliki tingkat penularan yang tinggi sehingga mengharuskan kepada setiap petigas medis untuk menggunakan perlindungan ekstra dengan APD. Melihat hal ini, sejumlah instansi dalam negeri terpacu untuk dapat menciptakan inovasi yang dapat meminimalisir kontak antara petugas medis dengan korban covid-19. Diantaranya adalah ITS Surabaya dengan Unair yang berkolaborasi untuk mengembangkan robot ultraviolet untuk melakukan sterilisasi ruangan, robot asisten tenaga medis bernama RAISA yang membantu mengirimkan kebutuhan kepada pasien, serta robot ventilator yang juga dapat membantu dalam proses pemasangannya. Hadir pula Telkom University dan LIPI yang juga menciptakan robot strerilisasi ruangan bernama Autonomous UVC Mobile Robot (AUMR), yang dilengkapi dengan sinar ultraviolet untuk membunuh virus covid-19 serta sensor ultrasonic agar tak menabrak benda di sekelilingnya ketika melakukan tugasnya.

Robot AUMR

Foto: teknotempo.id

Robot Asisten Tenaga Medis RAISA

Foto: kumparan.com

Robot Ventilator

Foto: its.ac.id

Tak hanya di bidang kesehatan, masyarakat juga terus berupaya menciptakan teknologi lain yang dapat membantu mereka yang terdampak dengan tetap meminimalisir kontak dengan satu sama lain. Di inggris, terdapat robot berbentuk mobil mini beroda enam yang berfungsi untuk mengantarkan makanan dan barang belanjaan. Kemudian teknologi yang cukup viral adalah sebuah robot di Jepang yang membantu para mahasiswa merayakan upacara kelulusan dengan menggantikan wajah mereka pada layar. Masih dari segi pendidikan, banyak pula platform pelatihan secara daring yang menyediakan layanan pendidikan gratis yang dapat diakses pada jangka waktu tertentu hingga menyediakan sertifikat bagi para pesertanya, seperti salah satunya adalah edx.com yang menyediakan berbagai program pendidikan dari lembaga pendidikan ternama seperti Harvard, Berkeley, dan sebagainya. Dari segi kesehatan, penyediaan fasilitas telemedicine kian meningkat. Terdapat beragam platform yang menyediakan konsultasi jarak jauh dengan dokter, sebelum kemudian dapat menemui secara langsung apabila terdapat masalah kesehatan yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.

Robot Belanja

Foto: teknologibisnis.com

Robot Wisuda

Foto: detik.com

Tingkat kreativitas manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi memang sangat dibutuhkan dalam kondisi yang melanda dunia saat ini. Kita perlu mengapresiasi upaya para ilmuwan dalam menciptakan beragam hal yang dapat memudahkan hidup di kala pandemic. Yang terpenting dari semuanya adalah, jangan sampai teknologi yang diciptakan sampai harus mengorbankan hak privasi setiap individu.

Bahan Bacaan
  • Atmakusuma, Firman. 2020. “Mendeteksi Penderita Covid-19 Lewat Ponsel”. Diperoleh 29 April 2020 dari https://koran.tempo.co/read/ilmu-dan-teknologi/451913/mendeteksi-penderita-covid-19-lewat-ponsel?
  • Covid19.go.id. 2020. “Menristek: Ventilator untuk Pasien COVID-19 Produksi Indonesia Sebagian Masih Uji Endurance”. Diperoleh 27 Mei 2020 dari https://covid19.go.id/p/berita/menristek-ventilator-untuk-pasien-covid-19-produksi-indonesia-sebagian-masih-uji-endurance
  • Detik. 2020. “Drone Pendeteksi Gejala COVID-19 Mulai Diuji di AS”. Diperoleh 29 April 2020 dari https://inet.detik.com/science/d-4988912/drone-pendeteksi-gejala-covid-19-mulai-diuji-di-as
  • Fauzan, Rahman. 2020. “Ini 5 Robot yang Berjasa Tangani Covid-19”. Diperoleh 2 Juni 2020 dari https://teknologi.bisnis.com/read/20200531/84/1246794/ini-5-robot-yang-berjasa-tangani-covid-19
  • Fazrin, Arini. 2020. “Ini Kacamata Pintar yang Bisa Deteksi Covid-19”. Diperoleh 29 April 2020 dari https://selular.id/2020/04/ini-kacamata-pintar-yang-bisa-deteksi-covid-19/
  • Prima, Erwin. 2020. “Covid-19, Sulawesi Selatan Uji Drone untuk Deteksi Suhu Tubuh”. Diperoleh 29 April 2020 dari https://tekno.tempo.co/read/1325853/covid-19-sulawesi-selatan-uji-drone-untuk-deteksi-suhu-tubuh
  • Ramadhani, Yulaika. 2020. “Kenali Axial AI: Alat Deteksi Corona COVID19 Tanpa Tes Darah & Swab”. Diperoleh 29 April 2020 dari https://tirto.id/kenali-axial-ai-alat-deteksi-corona-covid19-tanpa-tes-darah-swab-eKoZ
  • Wang, Fan. 2020. “Virus corona: Apakah kita harus menukar privasi dengan teknologi pelacakan agar tetap aman?”. Diperoleh 29 April 2020 dari https://www.bbc.com/indonesia/dunia-52130772
  • Wartaekonomi. 2020. “Keren Parah Sih! Ini Lho 5 Robot Buatan Indonesia untuk Lawan Corona”. Diperoleh 2 Juni 2020 dari https://www.wartaekonomi.co.id/read282879/keren-parah-sih-ini-lho-5-robot-buatan-indonesia-untuk-lawan-corona
  • Wareza, Monica. 2020. ‘’Bermasalah! Kimia Farma Setop Distribusi Alat Rapid Test’’. Diperoleh 19 Mei 2020 dari https://www.cnbcindonesia.com/market/20200513120256-17-158137/bermasalah-kimia-farma-setop-distribusi-alat-rapid-test
  • Wisnubrata. 2020. “Rapid Test Corona Tak Sama dengan Pemeriksaan Swab, Ini Penjelasannya”. Diperoleh 29 April 2020 dari https://lifestyle.kompas.com/read/2020/03/27/140107120/rapid-test-corona-tak-sama-dengan-pemeriksaan-swab-ini-penjelasannya?page=all